ABC

Toko Fesyen Muslim Online di Australia Diserang Peretas Rasis

Tiga minggu yang lalu, Tarik Houchar membuka akun Instagram untuk toko fesyen online-nya ‘Hijab House’ yang tak lama kemudian diretas. Peretas atau ‘hacker’ telah merusak akun-nya itu, mengunggah konten anti-Islam dan video Donald Trump.

Toko online ‘Hijab House’ menjual pakaian sopan dalam bentuk gaun ringan, jilbab motif bunga, rok dan celana dengan berbagai gambar dan jenis kain.

"Itu benar-benar merugikan bisnis kami dan, lebih dari itu, itu benar-benar menyakiti pelanggan kami di komunitas kami," ujar Tarik, Direktur ‘Hijab House’.

"Kami memiliki anak perempuan, ratusan gadis meng-email kami setiap hari mengatakan bahwa mereka sangat marah dan mereka benar-benar sedih dan mereka rindu melihat foto-foto kami di internet. Dan itu benar-benar memukul saya, bahwa merek kami sungguh signifikan untuk gadis-gadis muda ini," tuturnya, seraya menambahkan bahwa ia juga menerima email bernada rasis.

Tarik melaporkan hal ini ke polisi yang merujuknya ke para penyidik luar negeri. Instagram akhirnya memulihkan kembali akun-nya dengan bantuan kepala divisi fesyen mereka, dan mantan editor majalah ‘Lucky’, Eva Chen.

Serangan itu terjadi di saat semakin banyak rumah mode memasuki pasar pakaian konservatif, mengincar demografi kunci yang menawarkan individualitas dan pakaian indah.

Pada saat yang sama ketika akun Tarik dirusak, sejumlah akun Instagram fesyen Muslim lainnya, dari seluruh dunia, juga menjadi target serangan, yang menghapus gambar-gambar di akun itu dan mengunggah konten bernada merendahkan.

Mariam Moufid, seorang blogger fesyen dan gaya hidup dari Stockholm, serta blogger dan stylist Rusia dan Aljazair ‘Nabiilabee’ juga berada di antara mereka yang akun-nya diretas. Masing-masing memiliki ratusan ribu pengikut.

Menurut laporan yang dihasilkan oleh Thomson Reuters, warga Muslim dunia menghabiskan 266 miliar dolar (atau setara Rp 2,6 kuadriliun) untuk belanja pakaian pada tahun 2013, dengan angka itu diperkirakan meningkat ke 484 miliar dolar (atau setara Rp 4,8 kuadriliun) pada tahun 2019.

"Industri fesyen perempuan Muslim berkembang dan saya pikir itu adalah langkah positif, dan saya pikir itu tak hanya menguntungkan ekonomi tapi juga bagi perempuan Muslim muda yang ingin terlihat dan merasa baik pada saat yang sama," kata Widyan Fares, seorang blogger fesyen yang berbasis di Sydney, yang kadang-kadang menjadi model untuk Hijab House.

"Saya pikir, hal yang penting bahwa kita semua harus saling merangkul," ungkapnya.

Pasar paling potensial untuk fesyen konservatif adalah Turki, diikuti oleh Uni Emirat Arab dan Indonesia.

Amerika Serikat menempati urutan ke-13 dengan nilai konsumsi 6,7 miliar dolar (atau setara Rp 67 triliun), menurut laporan Thomson Reuters.

Namun, pakaian sopan bisa juga menarik publik di luar konotasi agama.

Hijab House, misalnya, juga menjual banyak syal dan selendang untuk pasien kanker, pasar yang masih relatif belum dimanfaatkan.

Waralaba fesyen, termasuk Uniqlo, juga telah mulai merilis koleksi mereka yang menampilkan jilbab, sedangkan produsen Swedia ‘H & M’ dipuji ketika merilis kampanye dengan model berjilbab pertamanya pada September tahun lalu.

Pada bulan Januari, rumah mode mewah asal Italia, Dolce and Gabbana, melakukan debut koleksi jilbab dan gamis yang menampilkan motif bunga, kain satin halus dan renda bordir.

"Itu juga memungkinkan kami untuk tetap terlihat cantik, merasa cantik tapi benar-benar mengikuti persyaratan yang kami percaya," ujar Widyan.

Ia mengatakan, "Tentu saja saya mendapat komentar negatif, komentar anti-Islam yang dibuat di Instagram, tapi saya juga berpikir, komentar itu bisa menjadi kesempatan untuk mendidik masyarakat, dan memulai diskusi yang tulus tentang jilbab dan apa artinya."

Juru bicara Instagram mengatakan, perusahaan mereka ‘bekerja keras untuk menyediakan komunitas Instagram dengan pengalaman yang aman dan terjamin’.

"Ketika kami menyadari bahwa sebuah akun telah disengketakan, kami mematikan akses ke akun itu dan bekerja untuk mengembalikan akun tersebut kepada pemiliknya yang sah," terangnya.