ABC

Tes DNA di TKP Kejahatan Bisa Sketsakan Tersangka

Laboratorium forensik di Canberra akan menjadi yang pertama di Australia yang menguji leluhur dari DNA yang ditemukan di lokasi kejahatan. Hal ini membuka dunia yang berpotensi memprediksi warna mata atau kulit tersangka pelaku kejahatan.

Bulan lalu Universitas Canberra berhasil mendapatkan pendanaan untuk meningkatkan laboratorium forensiknya agar mampu melampaui standard yang diperlukan untuk akreditasi dan dengan harapan bisa menawarkan layanan ke polisi mulai tahun 2017.
Pakar genetika forensik, Dr Dennis McNevin mengatakan dibandingkan dengan teknik mencari persamaan DNA, teknologi dapat menyediakan penyelidik foto molekular yang sesuai dengan tersangka.
“Jika Anda mendapatkan kesamaan maka akan baik, tapi jika tidak mendapat persamaan maka secara tradisional ini bisa berarti penyelidikan menemui jalan buntu,” katanya.
“Namun demikian, sekarang kita berada pada posisi dimana kita bisa mendapatkan informasi lebih dari DNA tersebut,” katanya.
“Kita tidak perlu mempersamakan DNA itu dengan apapun,” katanya.
“Kita bisa mengatakan akan seperti apa DNA donor, genetika leluhur mereka, warna rambut, warna mata dan hal-hal semacam itu,” katanya.

Laboratorium Forensik Universitas Canberra pertama di Australia yang menguji leluhur dari DNA yang ditemukan di lokasi kejahatan
Laboratorium Forensik Universitas Canberra pertama di Australia yang menguji leluhur dari DNA yang ditemukan di lokasi terjadinya kejahatan.

Supplied: University of Canberra

Dr McNevin, meski demikian, mengatakan teknologi ini harus digunakan dengan pendekatan yang sangat hati-hati.
“Jika anda memiliki leluhur dari bagian dunia yang lain maka akan menunjukan DNA campuran dan campuran itu bisa diinterpretasikan dalam banyak cara,” katanya.
” Ini tidak selalu mudah untuk memilih kontribusi yang berbeda dari berbagai penjuru dunia karena dalam campuran itu mungkin terlihat seperti DNA yang datang dari bagian dunia yang didalamnya sendiri merupakan campuran keturunan yang berbeda.
“Sebagai contoh, Timur Tengah adalah persimpangan peradaban, ada banyak peradaban yang telah bangkit dan jatuh di daerah itu, sehingga jejak genetik dari peradaban itu telah ditinggalkan.
“Menguraikan campuran semacam ini menjadi sulit dan profil DNA yang terlihat Timur Tengah atau Asia Tengah sebenarnya bisa merupakan hasil dari seseorang yang memiliki nenek moyang dari bagian dunia lain yang secara geografis atau genetik jauh dari wilayah itu.
Tapi Dr McNevin membela teknologi ini, dengan mengatakan pendekatan ini bisa menawarkan alternatif untuk kesaksian saksi mata yang menurutnya “sangat tidak dapat diandalkan”.
“Tentu, Anda harus menafsirkan dengan hati-hati, menawarkan kemungkinan bahwa kemungkinan seseorang berwajah seperti ini [dan] menyediakan semua peringatan yang mendasari prediksi itu,” katanya.
“Namun yang pasti risiko yang sama diterapkan untuk seorang saksi mata.
“Bahkan, saya berpendapat bahwa kesamaan foto molekular memiliki potensi untuk lebih akurat.”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini. Diterjemahkan pada 18:33 WIB, 13/07/2016, oleh Iffah Nur Arifah.