Terlilit Utang, Hotel Tertua di Darwin Tutup
Setelah mampu bertahan dari sejumlah badai hebat dan bombardir pasukan Jepang, namun akhirnya hotel ikonik dan tertua di Kota Darwin ini harus menutup pintunya bagi para tamu lantaran tumpukan utang yang tidak terbayar.
Selasa (21) kemarin manajemen Hotel Victoria di Darwin mengumumkan penutupan toko mereka karena kesulitan keuangan yang mereka alami dalam 3 tahun terakhir akibat memburuknya usaha dagang mereka pada tahun 2011.
Pernyataan dari pihak hotel menyatakan sejak mereka membuka kembali hotelnya mereka mengalami kesulitan menghadapi persaingan pasar mengingat posisi geografis dan kurangnya kawasan merokok dibagian bawah hotel mereka.
Hotel Vic, demikian sebutan hotel itu dibuka pertama kali pada tahun 1890 untuk melayani orang yang banyak berdatangan ke Darwin sebagai bagian dari periode 'demam emas' pada akhir abad ke-19.
Hotel itu selamat dari amukan badai parah yang menerjang kawasan Darwin pada tahun 1897, 1937 dan terakhir Badai Tracy pada tahun 1974, selain itu hotel bersejarah itu juga selamat dari hujan bom yang dijatuhkan pasukan Jepang di Darwin pada tahun 1942.
Pengelola hotel KordaMentha, Stephen Duncan, mengatakan Hotel Victoria memiliki hutang kepada 50 bank dengan nilai total utang $750,000 atau lebih dari Rp.7 miliar.
Dikatakan Hotel Victoria bisa saja satu hari nanti dibuka kembali dan saat ini dia sedang menilai kemungkinan pilihan yang tepat bagi hotel itu apakah dijual, direstrukturisasi atau dikomersialkan. Proses ini diperkirakan memakan waktu sekitar 3 – 4 pekan.
Presiden Asosiasi Hotel Australia (ASA) Justin Coleman mengatakan peraturan pemerintah telah mengorbankan semua pub di Darwin.
"Kebijakan seperti kesepakatan Darwin Safe di Darwin yang menelurkan aturan ketat mengenai periklanan dan apa saja yang boleh kita promosikan [dan] bagaimana kita dapat mempromosikan penjualan alkohol, mungkin pada akhirnya telah menempatkan Hotel Victoria sebagai korban ," kata Coleman .
Darwin Safe Accord diresmikan oleh Pemerintah NT dalam hubungannya dengan AHA pada bulan Februari dan itu mencakup sejumlah aturan yang hendak memastikan Darwin menjadi kawasan yang aman dan menyenangkan untuk siapa saja yang datang, didalamnya termasuk larangan penjualan minuman beralkohol setelah 01:00 dan membatasi hanya menjual 4 gelas minuman saja pada jam-jam promosi minum (happy hour) dan setelah tengah malam.
Kesepakatan itu diterbitkan untuk mencegah kekerasan terkait minuman beralkohol di kawasan distrik bisnis Darwin, khususnya di Mitchell Street yang sibuk.