ABC

Sekitar 1,6 Juta Orang Tua Australia Akan Kesulitan Beli Hadiah Natal

Menurut penelitian yang dikeluarkan oleh organisasi ‘Salvation Army’, sekitar 1,6 juta orang tua di Australia akan berjuang untuk memberi hadiah Natal kepada anak-anak mereka sebagai akibat dari meningkatnya biaya hidup.

Itu adalah kenaikan sebanyak 1 juta orang dari angka tahun lalu.

Paul Molds dari Salvation Army Australia mengatakan, temuan tersebut melukiskan “gambaran yang suram”.

“Penelitian ini sangat mengganggu,” sebut Molds.

Semua biaya naik

Sementara beberapa orang tua berbelanja hadiah Natal untuk anak-anak mereka tanpa beban, seorang ibu tunggal di Brisbane -yakni Sarah Wallace -masih khawatir akan kemampuannya untuk menyajikan hidangan saat Natal.

Ibu dari dua anak perempuan, Chloe Fowler, 7 tahun, dan Chelsea Fowler, 3 tahun, ini akan membutuhkan kupon makanan untuk melewati musim Natal.

“Bahkan harga bahan bakar begitu konyol … semuanya tambah mahal.”

Sarah mengatakan, tanpa pengalaman kerja atau pekerjaan, ia tak akan mampu membuat Hari Natal jauh lebih istimewa daripada hari-hari lainnya.

“Natal adalah waktu paling penting tahun ini bagi kami,” ujarnya.

“Ini banyak tekanan buat saya.”

Ia mengatakan, dirinya mencoba menyembunyikan stres dari dua gadis kecilnya.

Kesendirian saat Natal

Penelitian tersebut juga memperkirakan, 735.000 warga Australia mengenal 10 keluarga atau lebih yang akan mengalami kesulitan keuangan atau kemiskinan pada Natal ini dan lebih dari 13 juta warga Australia mengenal seseorang yang akan merasa kesepian.

Studi itu juga menemukan, 8 juta warga Australia yang berpikir bahwa masyarakat umum tak berbuat banyak untuk membantu mereka yang membutuhkan selama musim ini.

Salvation Army mengatakan, pihaknya akan membantu lebih dari 300.000 orang selama periode Natal dengan makanan, hadiah dan pakaian.

Mayor Neil Dickson dari organisasi bala keselamatan internasional, yang berpusat di Brisbane, ini mengatakan bahwa mereka akan mendukung 30.000 orang di tenggara Australia selama perayaan Natal mereka.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.