Radikalisasi Anak Muda Muslim Didiskusikan di Sydney
Sebuah forum diskusi membahas fenomena radikalisasi di kalangan anak-anak muda Muslim di Australia, digelar di kampus Universitas Western Sydney, Rabu (8/4/2015) malam. Dalam forum itu terungkap bahwa penyebab radikalisasi sangat sulit dipastikan.
Diskusi bertopik Countering the Radicalisation of Muslim Youths dihadiri mahasiswa, akademisi dan tokoh masyarakat Muslim.
Salah seorang pembicara, Keysar Trad, mengatakan permberitaan di berbagai media mainstream telah membuat anak-anak muda Muslim "tersisih dalam masyarakat".
"Sebagian media Australia dan media internasional telah menciptakan Islamophobia," kata Trad.
Ia mengakui bahwa kelompok ISIS "bukan Islam dan bukan negara", serta menyatakan bahwa "bergabung dengan ISIS bukanlah solusi".
Seorang peserta diskusi mempertanyakan pernyataan Keysar Trad. Ia mencontohkan bahwa keluarganya telah menjadi korban di Irak sementara ia sendiri dibully semasa kanak-kanaknya di Australia.
"Namun saya sama sekali tidak menjadi radikal," katanya.
Menurut Dr Jan Ali, dosen studi Islam dan modernitas di Universitas Western Sydney, mengatakan radikalisasi anak-anak muda Muslim (yang kemudian bergabung dengan kelompok seperti ISIS) adalah "fenomena baru" yang sulit pastikan penyebabnya.
"Sangat sulit melakukan wawancara mendalam dengan anak muda yang berpotensi mengalami radikalisasi atau mereka yang sudah mengalaminya," kata Dr Ali.
"Sebelum kita bisa menarik kesimpulan, kita perlu memahami fenomena itu sendiri. Dan sejauh ini, belum banyak data empiris (mengenai penyebab radikalisasi)," papar Dr Ali.
Dr Ali said tidak begitu yakin terhadap pendekatan yang dilakukan pemerintah Australia saat ini melalui program Countering Violent Extremism. Program ini melibatkan kelompok masyarakat untuk mencegah anak muda terlibat dalam konflik di luar negeri.
"Dukungan dana untuk organisasi masyarakat tidak jelek, namun saya tidak yakin akan menyelesaikan masalah," katanya.
"Ada anak muda Muslim yang terlibat radikalisasi berasal dari keluarga berada. Mereka tidak butuh bantuan dana pemerintah. Tapi mengapa mereka bergabung dengan kelompok tersebut," kata Dr Ali.
Lydia Shelly seorang pengacara Muslim yang hadir dalam diskusi itu mengatakan penyebab radikalisasi perlu lebih dipahami melalui penelitian lebih mendalam.
"Tapi justru dana yang ada disalurkan untuk para penegak hukum dan badan intelijen, bukannya pada penelitian," katanya.