ABC

Presiden Jokowi Minta Jaringan Teror Dibongkar

Presiden Indonesia Joko Widodo memerintahkan penyelidikan penuh ke akar organisasi yang berkaitan dengan pengeboman tiga gereja di Surabaya, pada hari Minggu.

Enam orang dari satu keluarga, termasuk seorang gadis sembilan tahun, meledakkan diri mereka dalam serangan bunuh diri yang terkoordinasi, yang menyebabkan 13 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Dita Oepriarto, 46 tahun, menurunkan istrinya, Puji Kuswati, 42 tahun, dan dua anak perempuan yang berusia 12 dan 9 tahun di satu gereja, sebelum mengendarai mobil yang penuh dengan bahan peledak ke gereja yang lain, dan meledakkannya.

Di gereja lain, dua putra Oepriarto, yang berusia 16 dan 18 tahun, mengendarai motor skuter yang meledak ke kerumunan orang.

Seorang polisi Indonesia berdiri dengan senjata di depan sebuah gereja.
Seorang polisi Indonesia berdiri dengan senjata di depan sebuah gereja setelah pengeboman di tiga gereja di Surabaya, 13 Mei 2018.

ABC News: David Lipson

Presiden Jokowi yang pada hari yang sama mendatangi lokasi pengeboman menggambarkan tindakan itu sebagai “biadab dan di luar batas kemanusiaan”.

“Seluruh aparat tak akan membiarkan tindakan pengecut semacam ini dan mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, memerangi radikalisme,” kata Presiden.

“Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Tak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka cita kita semuanya atas jatuhnya korban akibat serangan bom bunuh diri di Surabaya ini.”

Jaringan Jemaah Ansharuut Daulah (JAD), kelompok radikal yang telah berjanji setia kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), diduga berada di balik serangan itu.

Polisi yakin Oepriarto adalah ketua JAD di Jawa Timur.

Diketahui ia dan keluarganya baru saja kembali dari Suriah, di mana mereka bergabung dengan kekhalifahan yang diklaim oleh ISIS.

Sekitar 500 orang Indonesia diyakini telah kembali sejak kekuatan ISIS melemah di Suriah.

Polisi mengatakan sel-sel tidur di seluruh Indonesia telah terbangun di hari-hari menjelang Ramadhan.

Pekan lalu, narapidana teroris di Markas Komando Brimob di Depok menewaskan lima polisi, sementara pada Sabtu polisi menembak empat tersangka teroris di Jawa Barat.

Aparat bersenjata sekarang berpatroli di gereja-gereja dan tempat-tempat keramaian untuk memastikan keamanan masyarakat.

Dua anggota pasukan penjinak bom dengan pakaian pelindung berdiri di dekat bangkai sepeda motor.
Dua polisi penjinak bom memeriksa bangkai sepeda motor di lokasi pengeboman di luar gereja di Surabaya, Minggu 13 Mei 2018.

AP: Trisnadi