ABC

Poster Anti LGBTI di Melbourne Picu Kontroversi

Menjelang pelaksanaan plebisit atau pengumpulan pendapat mengenai pernikahan sesama jenis, kini beredar poster anti LGBTI di Kota Melbourne. Lembaga advokasi LGBTI menilai beredarnya poster ini menunjukkan betapa menyakitkan dan “jahatnya” perdebatan terkait plebisit tersebut.

Dalam poster anti-LGBTI, yang terlihat di Heffernan Lane, tertulis “Stop the fags”. Terdapat pula gambar dua tangan yang memegang sabuk berwarna pelangi dengan seorang anak duduk yang kepalanya tertunduk.

Sebuah poster anti LGBTI yang terlihat di kota Melbourne
Sebuah poster anti LGBTI yang terlihat di kota Melbourne.

Twitter: Dan Leach-McGill

Poster ini juga memuat data statistik yang dirilis Donald Paul Sullins, seorang pastor pada Catholic University of America, yang penelitiannya telah banyak dikritik.

Poster tersebar secara luas melalui Twitter dengan tulisan, “92 persen anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua sesama jenis kelamin mengalami kekerasan. 51 persen mengalami depresi. 72 persen mengalami obesitas.”

Komisioner Hak Asasi Manusia di negara bagian Victoria, Kristen Hilton, mengatakan poster tersebut sangat menyinggung dan tidak akurat.

“Sepertinya diatur untuk terus ada dan saya rasa ini adalah tren yang sangat mengganggu,” katanya.

“Saya pikir warga perlu membantu dan mengutuk pesan seperti ini.”

“Ya, setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat berbeda. Tapi dalam debat ini sangat penting untuk menyampaikan pandangan itu dengan hormat.”

Pemilih diminta tetap kritis

Kristen mengatakan statistik tersebut tidak memiliki dasar ilmiah dan meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap informasi palsu karena perdebatan bisa menjadi lebih intens.

“Saya pikir sangat penting untuk berpikiran terbuka dan mempertanyakan bukti dan posisi yang diajukan,” katanya.

“Kajian terbaru oleh Columbia Law School awal tahun ini melihat 79 penelitian berbeda mengenai kesejahteraan anak-anak dengan orangtua gay atau lesbian,” jelasnya.

“Studi itu, yang paling komprehensif, menemukan anak-anak (dengan orangtua LGBTI) juga diperlakukan (seperti anak-anak lain), secara emosional, pendidikan dan sosial,” katanya.

“Jadi di tengah perdebatan yang memanas, karena menyangkut hak-hak orang, hak untuk menikah serta hak akan persamaan, saya rasa sangat penting untuk tetap mengkritisi posisi yang dikemukakan.”

Kristen mengatakan satu-satunya cara menghindari perdebatan panjang yang dapat merugikan warga LGBTI, adalah dengan menyelesaikan masalah secepat mungkin.

Pemimpin Oposisi Australia Bill Shorten mengutuk poster tersebut di Twitter.

“Saya minta maaf karena LGBTI Australia harus melewati masalah ini. Mari kita pastikan memilih ‘Ya’ (dalam plebisit) sebagai tanggapan,” tulisnya.

Belum terlihat di tempat lain

Juru bicara nasional dari kelompok Parents and Friends of Lesbians and Gays, Shelley Argent mengatakan poster tersebut menyakitkan bagi orang LGBTI yang melihatnya.

“Pasti sangat menyedihkan bagi mereka,” katanya.

“Bagi orang muda yang sedang dalam proses (mengaku sebagai LGBTI), atau untuk anak-anak yang memiliki orangtua dengan jenis kelamin yang sama, itu sangat mengerikan.”

Tidak diketahui siapa yang memasang poster itu atau apakah juga tersebar lebih banyak di kota ini.

Pemerintah Kota Melbourne mengatakan belum melihatnya, serta sudah mengirim petugas ke gang Heffernan Lane, namun poster itu sudah tidak lagi ada.

Pemkot Melbourne mendukung pernikahan sesama jenis dan mengatakan akan menghapus grafiti atau poster yang menyinggung mereka.

Direktur dari kelompok Australian Christian Lobby, Lyle Shelton, yang juga tokoh anti pernikahan sesama jenis, mengatakan di akun Twitter-nya jika dia “dengan senang hati mengecam” poster tersebut.

Pemerintah Federal menjadwalkan pengumpulan pendapat lewat pos secara nasional soal legalisasi pernikahan sesama jenis yang akan digelar 12 September hingga 7 November.

Diterbitkan pada Selasa 22/08/2017 dari artikel ABC News di sini.