Peternakan ini Digugat karena Pekerjanya Berkata Buruk pada Domba yang Dicukurnya
Sebuah peternakan di ujung barat, New South Wales digugat aktifis penyayang binatang telah melakukan kekerasan verbal terhadap hewan. Gugatan ini telah memicu perdebatan mengenai apakah domba dapat memahami ucapan manusia atau tidak.
Kasus ini berawal pada Bulan September tahun lalu, ketika salah satu cabang dari organisasi pecinta binatang, RSPCA, NSW, menerima informasi tentang dugaan perlakuan buruk termasuk ucapan kasar terhadap domba-domba yang dicukup di sebuah peternakan di Boorungie, 130 kilometer dari Broken Hill.
Keluhan ini kemudian dilaporkan secara resmi oleh organisasi advokasi satwa People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), yang kebetulan mendapat cuplikan rekaman dan pengakuan dari pekerja yang menyamar di peternakan tersebut.
Sementara Ken Turner, pengelola peternakan Boorungie menilai gugatan itu setidaknya menunjukan kalau domba-domba memahami Bahasa Inggris.
"Dasar dari protes mereka adalah hak hewan, kalau mereka bisa saja merasa dilecehkan karena melihat hal-hal atau mendengar ucapan yang digunakan orang yang mengucapkan kata-kata kasar," katanya.
"Sepengetahuan saya, tidak terjadi kekerasan dalam pekerjaan mencukur bulu-bulu domba tersebut," katanya.
"Tuduhan mereka adalah bahasa kasar yang digunakan oleh pekerja di peternakan Boorungie di depan para domba, dan mereka bisa dinyatakan melakukan pelanggaran karena menggunakan bahasa yang kasar tersebut,"
Steve Coleman, CEO RSPCA, NSW, mengatakan kasus hukum mengenai penggunaan bahasa para pekerja terhadap domba-domba yang akan dicukur ini mereka ajukan karena rekaman yang mereka miliki tidak legal digunakan karena alasan yang jelas.
"Tidak dapat digunakannya rekaman video kami sebagai bukti itu tidak dapat diterima, tapi oleh karena itu kami hanya bisa mengandalkan bukti lisan yang berasal dari kedua belah pihak, "katanya.
Karena kondisi ini maka gugatan merekapun sepenuhnya dibatalkan.
Namun demikian Coleman menyatakan kalau masalah pelecehan verbal hanyalah salah satu faktor saja dari persoalan kekerasan terhadap hewan yang terjadi di peternakan itu. Karenanya mereka mengklaim serius menangani kasus gugatan ini.
"Saya tidak peduli bahasa yang mereka gunakan, karena hewan tidak akan memahaminya,"
Namun menurut Nicolah Donovan, Presiden Pengacara Hewan, mengatakan hewan bisa memahami bahasa yang digunakan manusia.
"Saya pikir itu masuk akal kalau kekerasan verbal yang bersifat ekstrim terhadap binatang, apakah itu manusia atau domba atau sebaliknya, bisa dinyatakan sebagai suatu tindakan kekerasan, "katanya.
"Kita telah menerima kalau kekerasan dalam rumah tangga bisa jadi meliputi tindakan pelecehan verbal yang ekstrim, terutama ketika korban pelecehan yang sangat rentan – karena mereka memiliki ambang rasa takut yang rendah atau mereka tidak memahami kalau kekerasan verbal tidak akan berlanjut menjadi ancaman fisik terhadap mereka.
"Ini mungkin akan sama kasusnya dengan anak-anak atau hewan dipeternakan, dan tingkat kekerasan yang terjadi tidak perlu terlalu ekstrim untuk dapat menyebabkan semacam ketakutan pada hewan."
Pendapat serupa juga diungkapkan CEO Animal Liberation NSW.
Menurutnya hewan tidak perlu paham bahasa yang digunakan manusia untuk dapat mengetahui kalau orang yang berbicara padanya itu sedang frustasi atau marah.
"Saya tidak yakin, hewan bisa paham dialek yang berbeda, tapi mereka bisa memahami nuansa dari bahasa yang mereka gunakan," katanya.
"Hewan akan merasakan ancaman didalam suara dari orang yang berbicara, dan saya yakin itu sangat bisa mempengaruhi emosi mereka."
"Kita semua tahu kalau hewan dapat merasakan kesakitan dan penderitaan, kita juga tahu kalau binatang juga mampu mengingat apa yang dilakukan terhadap mereka dan kita tahu kita bisa mengantisipasi kebrutalan sebelum hal itu terjadi,"
Namun demikian bagi Ken Turner sendiri di Peternakan Boorungie mengaku gugatan ini telah menjadi pengalaman yang membuka matanya, tapi dia tidak akan terlalu memusingkan penggunaan bahasa di depan domba-dombanya.
"Saya percaya kami melakukan hal-hal dengan benar. maka dari itu kami akan melanjutkan aktivitas seperti biasa di peternakan kami,"