ABC

Pertama di Dunia, Terapi Tari untuk Korban Stroke

Teknologi video yang dibuat untuk Australian Dance Theatre sedang digunakan oleh pasien penderita stroke dalam suatu percobaan medis pertama dunia di Adelaide, Australia.

Para ahli syaraf dari University of South Australia telah menghabiskan waktu tiga hari untuk menguji coba teknologi baru tersebut dengan para pasien dari Hampstead Rehabilitation Centre.

Percobaan itu berfokus pada peningkatan umpan balik visual daripada fisik dengan menunjukkan bagaimana para pasien dapat memperbaiki gerakan tubuh mereka ketika mereka hampir tidak dapat merasakan.

Teknologi video itu membantu mereka untuk melihat apa yang salah, dan kemudian membuat perubahan.

Video itu awalnya dibuat untuk kinerja tahun 2012 dari Australian Dance Theatre yang terkenal di dunia, yaitu Proximity, disutradarai oleh Garry Stewart.

Aplikasi medis hanya terjadi secara kebetulan, ketika seorang yang baru terkena stroke bermain dengan teknologi itu sewaktu berlangsung latihan perdana.

Dan dia berkata: "Oh ini luar biasa untuk plastisitas syaraf saya, karena saya terkena stroke beberapa tahun lalu."

Garry Stewart pikir itu sesuatu yang menarik.

"Saya keluar pintu, kemudian saya berhenti sejenak dan terlintas dalam pikiran saya, komentar itu luar biasa," begitu kata Garry Stewart.

dance technology Gambar yang menunjukkan teknologi video yang digunakan dalam Proximity produksi dari Australian Dance Theatre 2012.

Garry Stewart mengatakan bahwa ia sangat tertarik melihat teknologi video itu mendapat manfaat kedua.

"Kami susupkan teknologi di panggung. Menciptakan sesuatu yang punya aplikasi langsung untuk membantu kehidupan orang-orang yang berada dalam kesulitan tertentu ya, itu hal yang benar-benar hebat," ujarnya.

Peneliti utama percobaan itu, ahli syaraf Associate Professor Susan Hillier dari University of South Australia, berterima kasih terhadap temuan tersebut.

Kalau riset ini berhasil, maka akan merupakan pengalaman pahit bagi Dr. Hillier.

Dia menghabiskan hidupnya untuk mempelajari cara para pasien penderita cedera otak memberi umpan balik secara fisik, bukannya secara visual.

Ini dapat menunjukkan bahwa dia telah berada di jalan yang salah selama 30 tahun.

"Di masa lalu dalam riset saya, kami menghapuskan visual dari gambar, dan meminta pasien menutup mata untuk berkonsentrasi sepenuhnya pada rasa dalam tubuh mereka, dan sekarang sepenuhnya kebalikan dari yang lalu," kata Dr. Hillier.