Pengelola Kartu Angkutan Umum di Melbourne Rugi Rp 42 Miliar
Sindikat penipu memperjualbelikan kartu angkutan umum di negara bagian Victoria, Australia, di bawah harga, setelah mereka membeli kartu bernama Myki itu dengan menggunakan kartu kredit curian. Kerugian berkisar 4,2 juta dolar (sekitar Rp 42 miliar).
Public Transport Victoria (PTV) menyatakan pihaknya terpaksa mengembalikan uang kepada para pemilik kartu kredit yang data-datanya dicuri dan digunakan untuk membeli kartu Myki tersebut.
Para pemegang kartu kredit itu justru berada di luar negeri, dan tanpa sadar ternyata kartu kreditnya telah dipergunakan oleh penjahat untuk membeli kartu Myki di Melbourne, dalam 18 bulan terakhir.
Menurut CEO PTV Mark Wild, masalah ini sedang ditangani dengan melibatkan kepolisian negara lain, dan memastikan data-data pemegang kartu Kyki di Victoria dijamin aman.
Kartu Myki yang merupakan tiket untuk semua moda angkutan umum di Melbourne.
"Yang dibobol bukan dana yang tersedia dalam kartu Myki," ujar Wild.
Kartu Myki ini adalah semacam kartu debit, dimana pemegangnya harus mengisi kartunya dengan cara membeli sesuai jenis masa berlaku kartu yang diinginkan.
Untuk jenis kartu Myki bulanan di Zona 1 dan Zona 2 misalnya, pemegang kartu harus mengisi sebesar 138 dolar (sekitar Rp 1,4 juta), dan bebas dipakai untuk semua moda angkutan umum, baik kereta api, tram maupun bus, selama sebulan.
"Pembobolan ini menggunakan kartu kredit curian dari negara lain, dan kejadiannya di akhir 2013 hingga awal 2014 lalu," jelas Wild lagi.
Ia menjelaskan setelah mendeteksi terjadinya pembobolan pihaknya langsung bekerja sama dengan lembaga keuangan yang mengeluarkan kartu kredit yang disalahgunakan tersebut.
Wild menambahkan pihak harus mengganti segala kerugian pemilik kartu kredit yang kartunya dicuri oleh sindikat penjahat tersebut.
Kartu Myki yang dibeli oleh sindikat kejahatan ini, diperjualbelikan dengan harga lebih murah di pasar gelap termasuk di berbagai website jual-beli.