ABC

Pekerja Seks Australia Terpengaruh Perubahan Aturan Hukum di Amerika

Para pekerja seksual di Australia terpengaruh atas perubahan peraturan hukum di Amerika Serikat yang menyasarkan perdagangan seks yang melibatkan anak-anak.

Bulan April lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani UU baru yang sebelumnya sudah disetujui Kongres bernama The Fight Online Sex Trafficking Act (FOSTA).

Aturan itu mencari sasaran situs yang menawarkan iklan bagi kegiatan layanan seksual ilegal diantaranya situs seperti Craigslist, Backpage dan Cracker.

Namun situs yang sama tersebut juga digunakan oleh para pekerja sesksual dewasa yang legal dari seluruh dunia termasuk mereka yang menawarkan jasa dari dan di Australia.

Para pekerja seksual di Australia ini sekarang mulai merasakan dampak dari adanya hukum terbaru di Amerika Serikat tersebut dan mengatakan dampaknya lebih buruk dari apa yang mereka duga sebelumnya.

Lucy*, seorang pekerja seksual di Melbourne mengatakan kepada ABC bahwa dia sudah kehilangan lebih dari 90 persen penghasilannya sejak hukum tersebut diberlakukan.

"Backpage langsung hilang sehari setelah UU itu ditandatangani. Bagi saya, tidak ada tempat lagi bagi saya untuk memasang iklan." katanya.

Lucy mengatakan dampak keuangan atas itu sangat besar bagi dia dan yang lain.

“Pekerja seks saat ini dalam kesulitan.” katanya lagi.

“Bagi saya itu artinya tidak bisa membayar sewa rumah, dan saya sekarang ini hanya makan mie instan atau kalau ada yang mengajak makan di luar.”

“Biasanya kalau ke luar makan, saya dapat bayaran, sekarang saya harus keluar ikut makan, karena saya tidak bisa membeli makanan lagi kalau tidak begitu.”

“Saya sekarang harus bekerja enam hari di rumah bordil, dengan harapan mendapatkan pelanggan yang datang langsung.” tambah Lucy.

Mengubah peta industri seksual

Hukum baru di Amerika Serikat tersebut, menurut Jane Green dari lembaga pendukung pekerja seksual di Melbourne, Vixen Collective, menyebabkan pekerja seksual tidak bisa lagi bekerja sendirian dan harus bergabung dengan rumah bordil.

“Di tempat-tempat seperti itu, sekarang pekerjanya kebanyakan, dan menyebabkan pendapatan masing-masing bekurang.

Karenanya, menurut Green, pemilik rumah bordil tidak ‘termotivasi untuk memperlakukan pekerja mereka sebaik yang seharusnya.”

Situs online juga digunakan para pekerja seksual untuk mengecek sebelumnya apakah kliennya berbahaya atau tidak jujur.

“Saya kira ini akan memberikan dampak berkelanjutan. Kita sudah melihat organisasi seperti Facebook dan Twitter mengubah aturan mereka.” katanya.

Sejak FOSTA menjadi UU, sudah muncul beberapa situs online baru yang kebanyakan berada di luar Amerika Serikat.

Beberapa diantaranya dibuat oleh klien pekerja seks yang berharap mendapat keuntungan binis, namun yang lebih populer adalah yang dibuat oleh para pekerja seks sendiri.

“Salah satunya adalah Crockor.” kata Cameron Cox dari lembaga bernama Sex Workers Outreach Project (SWOP) di Sydney.

Setelah adanya pertemuan membahas perubahan hukum di Amerika Serikat tersebut kata Cox, seorang pekerja seksual mendekatinya dan mengatakan ‘kami akan membuka sebuah situs yang mirip Cracker di Australia.”

“Tiga empat hari kemudian mereka meluncurkannya, dan lebih bagus dari yang aslinya.” kata Cox.

Lucy menyebutkan bahwa situs yang dibuat oleh pekerja seksual seperti Crockor ini merupakan yang terbaik bagi industri seksual di Australia.

Namun dia menambahkan masih diperlukan waktu bagi pelanggan untuk bisa menemukan situs tersebut.

“Dan sekarang masalahnya ada berapa banyak pekerja seks yang bisa bertahan sampai situs itu populer.” katanya.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini