Partai Hijau Australia Ingin Ganja Dilegalkan
Setiap tanggal 20 April, aktivis dan pemakai ganja di banyak tempat di dunia seperti Melbourne berkumpul untuk aksi protes dan aktivitas yang berkaitan dengan budaya konsumsi ganja, termasuk mendesak kemudahan akses untuk ganja medis.
Di Australia, Partai Hijau (The Greens) baru saja menyatakan ingin memperjuangkan legalisasi ganja untuk warga di atas 18 tahun, untuk merebut komoditas psikotropika itu dari tangan kriminal pengedar.
Senator Partai Hijau Richard Di Natale berpendapat usulan partainya tidak akan menghasilkan penjualan dan penggunaan ganja secara luas, dan dengan catatan akan ada peraturan ketat tentang penjualan dan produksi.
Sebagai bagian dari rencana, sebuah agensi akan dibuat untuk menjadi satu-satunya pedagang grosir ganja, serta outlet yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan lisensi bagi para calon petani dan pengecer.
“Sebagai seseorang yang dulunya dokter obat dan alkohol, saya telah melihat betapa merusaknya pendekatan obat-obatan terhadap orang,” kata Senator Di Natale.
“Kita harus memiliki lingkungan yang jauh lebih terkontrol dan terkendali.”
Partai Hijau telah mendesak warga Australia untuk melihat ke Amerika Serikat, Spanyol dan Uruguay sebagai contoh legalisasi ganja yang mengarah ke penurunan kejahatan terkait narkoba, dan berpendapat itu juga bisa memberikan pendapatan yang diterima melalui sistem perpajakan.
Berdasarkan rencana partai kecil ini, akan ada hukuman yang ketat bagi orang yang tertangkap menjual ganja kepada anak di bawah umur.
Orang dewasa akan diizinkan untuk menanan hingga enam pohon ganja untuk penggunaan pribadi.
Senator Di Natale mengatakan lebih berbahaya untuk terus melarang penggunaan ganja, dan meminta Australia untuk realistis.
“Hampir 7 juta orang Australia memilih menggunakan ganja,” katanya.
“Pilihan itu bisa membuat mereka dijatuhi hukuman pidana, yang dapat memengaruhi kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Penegakan hukum sering mendiskriminasi kelompok rentan
Mantan komisioner Polisi Federal Australia (AFP) Mick Palmer menyatakan meskipun ia tidak secara umum mendukung partai dan kebijakan Senator Di Natale, dia benar-benar melihat ide untuk mendekriminalisasi kanabis.
“Hakikat penegakan hukum, ketika Anda memusatkan perhatian pada kejahatan dan kegiatan semacam ‘penggunaan dan kepemilikan ‘, itu akan mendiskriminasi orang-orang yang paling rentan,” kata Palmer kepada program AM ABC.
“Orang-orang yang paling mungkin diperhatikan polisi adalah orang pribumi, tunawisma, orang yang menderita masalah kesehatan mental dan masalah kesehatan lainnya, termasuk orang-orang seperti veteran Perang Vietnam.
"Kita tidak memenangkan perang melawan narkoba dengan proses yang kita gunakan saat ini. Kita tidak mungkin memenangkannya."
Tidak semua pakar penegak hukum setuju.
Mantan komandan polisi Australia Selatan, Karl O’Callaghan telah berjuang melawan ketergantungan obat pada putranya, dan dia khawatir dekriminalisasi ganja dapat memicu atau memperburuk masalah kesehatan mental.
“Mereka mungkin memiliki ketidakmampuan untuk berfungsi atau bekerja, dan saya pikir mereka adalah masalah yang harus kita khawatirkan ketika orang-orang pindah untuk membuat ganja lebih tersedia luas,” katanya kepada AM.
“Mereka sangat signifikan dan berusaha mendapatkan bantuan, bahkan hari ini, tanpa dekriminalisasi sangat, sangat sulit.
Partai Hijau berpendapat pendapatan pajak dari penjualan kanabis akan diarahkan untuk layanan kesehatan mental, tetapi partai belum menentukan berapa banyak uang yang dapat dikumpulkan atau berapa banyak yang akan dihabiskan di sektor ini.
Asosiasi Medis Tidak Mendukung
Asosiasi Medis Australia (AMA) mengatakan tidak dapat mendukung rencana Greens karena dampak kesehatan fisik dan mental yang serius dari penggunaan ganja.
“AMA tidak mendukung penggunaan personal ganja, tapi sanksi kriminal untuk penggunaan ganja secara personal sama-sama problematik,” kata Wakil Ketua AMA Dr Tony Bartone dalam tulisannya di ABC.
Meskipun tidak mendukung ide Partai Hijau, Bartone melihat cara Australia menangangi penggunaan obat-obatan jelas tidak bekerja baik.
Menurut Bartone, menaikkan investasi dalam pengaturan dan penahanan tidak akan menghasilkan dampak yang baik, tapi mendukung pendekatan pengurangan dampak buruk dari ganja dan obat-obatan lainnya.
Sementara itu Ketua Australian Drug Law Reform Foundation Alex Wodak AM berpendapat Australia seharusnya memajaki dan mengatur ganja, bukan melarang.
Wodak mencontohkan negara bagian Colorado di Amerika Serikat mulai mencukai dan mengatur ganja pada 2014 dan menggunakan pendapatan itu untuk membangun kembali gedung sekolah yang tua. Sementara California menggunakan hasip pajak dari ganja untuk meremajakan area yang rusak karena perang terhadap obat-batan.
Australia bisa mengarahkan dana ini untuk meningkatkan dan memperluas penangangan dan pencegahan alkohol dan obat-obatan, wilayah yang seringkali pemerintah susah untuk mendanai secara benar, sebut Wodak dalam artikelnya di ABC.
Regulasi, kata Wodak, memungkinkan pemerin tah untuk mewajibkan kemasan tanpa merek, seperti pada rokok. Kemasan harus menyediakan peringatan kesehatan, informasi untuk mencari bantuan, dan informasi produk termasuk isi bahan psikoatif dan konsentrasinya.
Pengaturan terhadap ganja juga berarti penegakan hukum dapat lebih berkonsentrasi pada kejahatan yang lebih serius. Ini juga mengurangi ongkos untuk bea cukai, kepolisian, pengadilan, penjara, dan pemasukan bagi pemain pasar gelap ganja.
Jajak pendapat yang digelar oleh Essential Media pada 2016 menunjukkan 55 persen orang Australia mendukung pemajakan dan pengaturan ganja.