Menlu Australia Kritik Presiden Obama atas Pidato Perubahan Iklimnya
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, atas pidatonya di Brisbane akhir pekan lalu. Obama mengklaim, perubahan iklim mengancam ekosistem Great Barrier Reef di Queensland.
Dari New York, tempat di mana sang Menlu menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB, ia mengatakan, "Ada masalah terkait pernyataan Obama" dan ia sendiri bisa “Memahami kekhawatiran Pemerintah Queensland."
Dalam pidatonya di Universitas Queensland, Obama mengatakan: "Di sini, iklim yang meningkat dalam suhu akan berarti badai yang lebih ekstrim dan lebih sering, lebih banyak banjir, naiknya permukaan air laut yang menenggelamkan Kepulauan Pasifik … keindahan alam yang luar biasa dari Great Barrier Reef-pun terancam."
Menlu Bishop mengatakan kepada ABC: "Kami menunjukkan praktek terbaik di dunia dalam bekerja sama dengan Komite Warisan Dunia, untuk memastikan bahwa Great Barrier Reef dipelihara untuk generasi mendatang.”
"Saya berpikir, Presiden Obama mungkin telah mengabaikan aspek komitmen yang kami pegang, demi melestarikan Great Barrier Reef," tegasnya.
Hal yang sangat tidak biasa bagi seorang Menteri Luar Negeri Australia untuk mengkritik Presiden AS.
Julie Bishop bukanlah satu-satunya politisi di pemerintahan Abbott yang menyuarakan kritik terhadap Obama, politisi Joe Hockey dan Jamie Briggs juga membuat komentar setelah pidato Brisbane tersebut.
Jamie Briggs bahkan menyebut pidato Obama sebagai ‘gangguan yang besar’ terhadap KTT G20, sedangkan Menteri Keuangan Joe Hockey mengatakan, akan sulit bagi Obama untuk mempraktekkan standar emisi-nya yang ketat.
"Barack Obama harus mendapatkan inisiatif apapun tentang perubahan iklim melalui Konggres AS … Maksud saya, itu terserah rakyat Amerika, tapi sejauh ini ia belum mengalami sukses besar," sebut Joe Hockey.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim telah memperingatkan, Great Barrier Reef bisa beresiko jika tak ada upaya lanjutan yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon.
Pemerintah Federal Australia dan Pemerintah Queensland merilis Rencana Kesinambungan Jangka Panjang Terumbu Karang 2050 pada bulan September, tetapi rencana 35 tahun ini berhenti melarang pembuangan sampah ke dalam taman laut.
Sejumlah aktivis lingkungan menginginkan pelarangan lengkap terhadap pembuangan yang mencakup aktivitas mengeruk dan merusak, di perairan terumbu karang.
Komite Warisan Dunia PBB telah menangguhkan keputusan tentang status ‘dalam bahaya’ Great Barrier Reef, hingga tahun depan.