Kurang Dana, Australia Akan Pilih Jenis Hewan yang Dilestarikan
Dengan angka kepunahan tertinggi di dunia, Australia terpaksa harus memilih-milih jenis binatang terancam punah yang akan diselamatkan.
Australia mempunyai banyak jenis hewan yang terancam punah, tapi menurut para periset, dana untuk konservasi tidak cukup untuk menyelamatkan semuanya.
Profesor Hugh Possingham, Direktur ARC Centre of Excellence for Environmental Decisions di University of Queensland (UQ), mengatakan, kalau tidak tersedia lebih banyak dana untuk konservasi, maka publik mungkin terpaksa harus memilih-milih dan memutuskan hewan mana yang akan diselamatkan dari kepunahan.
Jenis hewan yang punah paling belakangan ini di Australia diduga adalah pipistrelle, sejenis kalong di Christmas Island.
Pipistrelle hanya ditemukan di Christmas Island, dan terakhir terlihat di tahun 2009.
Profesor Possomgham mengatakan, punahnya hewan tersebut sayangnya hanya salah-satu contoh kepunahan karena kurangnya dana sekarang ini untuk konservasi.
Selain dana yang lebih besar untuk konservasi, kata Profesor Possomgham, Australia perlu pendekatan yang lebih konsisten dan keras untuk memutuskan bagaimana dana konservasi digunakan.
Masalahnya, katanya, hanya ada dua atau tiga tempat di dunia yang menggunakan proses transparan dan rasional dalam mengalokasikan dana untuk jenis-jenis hewan yang terancam punah.
Proses tersebut, yang dikembangkan oleh tim UQ, berupa proyek untuk suatu species tertentu, diperkirakan biayanya, peluangnya untuk berhasil dan nilai dari species itu dibandingkan dengan yang lain.
Ini kemudian dimasukkan ke dalam sebuah daftar 100 species paling terancam punah dan ditentukan seberapa pentingnya.
Menurut Profesor Possingham, untuk menyelamatkan semua species yang terancam punah di Australia, diperlukan investasi dana dari pemerintah negara bagian maupun federal sebesar 200-juta dolar setahun.
Itu berarti 5 sampai 10 kali lipat dari dana sekarang ini, katanya.