Kolaborasi Tarian Aborijin, Maori dan India di Australia Barat
Sejumlah budaya ditampilkan berbenturan di atas panggung sebagai bagian dari sebuah karya seni baru oleh sekelompok penari Australia.
Penampilan duo bersaudara India, Isha Shavani dan Tao Issaro, berpadu dengan para penari Maori dan Aborijin untuk berbagi teknik dan merayakan beberapa budaya tertua di dunia.
Di kampung halaman mereka di Kerala, India, Isha adalah seorang penari kontemporer terkenal dan telah muncul dalam sejumlah film Bollywood.
Ibunya asli India, ayahnya berasal dari Perth.
Ia mengambil kesempatan untuk berkolaborasi dengan seniman lain seperti penari Aborijin dan aktor Trevor Jamieson.
Mereka telah menghabiskan sembilan minggu terakhir berkeliling Australia Barat, mengajar tari kepada anak-anak di daerah terpencil.
“Saya akhirnya, untuk pertama kalinya dalam hidup saya, bisa mengunjungi Australia,” aku Isha.
“Bagi saya, yang berdarah setengah Australia, benar-benar penting untuk merasakan pengalaman langsung di sini karena itulah dasar bagi saya untuk memahami darah Australia saya,” ungkapnya.
Trevor mengatakan, setiap penari di kelompok tari ini berasal dari latar belakang yang elit.
Tapi mereka semua telah belajar hal-hal baru dari satu sama lain.
“Benar-benar menakjubkan bekerja bersama dengan para penampil ini. Mereka sudah mengajarkan saya banyak hal di sepanjang jalan,” ujarnya.
Tur regional membawa rombongan ini ke Kalgoorlie, sebuah kota kecil yang jadi berita baru-baru ini karena kerusuhan, yang dipicu oleh kematian anak Aborijin setempat, Elija Doughty.
“Peristiwa-peristiwa itu mulai terjadi dan pertanyaan diajukan kepada para penari, ‘bagaimana kami mengkomunikasikannya di panggung’,” kata Trevor.
“Bisa tampil di sana di Kalgoorlie, memiliki kesempatan itu, sungguh menakjubkan, tanggapannya luar biasa,” sambungnya.
Ia melanjutkan, “Ini benar-benar membawa saya jauh dari banyak hal yang membuat saya nyaman dan saya pikir setiap orang dalam kelompok ini memiliki bagian mereka sendiri dalam perjalanan itu.
“Itu memberi kami semacam dasar, semangat dan kekuatan,” imbuhnya.
Direktur artistik, Mark Howett, mengatakan, tur regional itu juga merupakan kesempatan untuk merangsang diskusi tentang bagaimana bergaul dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
“Hal utamanya adalah untuk menghormati budaya masing-masing, untuk memperoleh pemahaman dan meluangkan waktu untuk mendengarkan,” sebutnya.
“Hanya dengan duduk cukup lama sehingga kita bisa membuat pertukaran ini dan menemukan dialog yang lebih progresif ketimbang membicarakan tentang konflik dan hal-hal ekstrem,” utaranya.
Pertunjukan bertajuk ‘Kaya’, yang berarti ‘halo’, ini tampil perdana di Teater Dolphin di Universitas Australia Barat pada Jumat (14/10) malam.