ABC

Kemana Perginya Ikan yang Tak Laku di Sydney Market

Industri perikanan di Sydney Fish Market juga memperhatikan lingkungan. Pengelola memikirkan nasib ikan tak laku, juga kotak styrofoam yang menumpuk.

“Biasanya ada beberapa, sekitar 9 bak tak terjual. Mungkin ada ekstra, atau spesies tertentu,” tutur Marketing Executive Sydney Fish Market, Justine Warren.

Justine menemani sejumlah jurnalis Indonesia keliling Sydney Fish Market, atas undangan Australia Plus ABC International pada September 2015 lalu.

“Bila ada yang tak laku, departemen suplai akan memanggil nelayan, menanyakan kemungkinan mereka bisa menjualnya secara langsung kepada konsumen atau di pasar lain,” imbuhnya.

Jadi Anda bekerja sama dengan nelayan dan membimbing mereka? “Ya, kami ingin mereka sukses,” jawab Justine.

Biasanya, batasan waktunya 3 hari untuk menjual ikan. Jika lebih dari 3 hari dan ikan itu tak juga terjual, maka akan didaur ulang.

“Kalau nggak laku juga maka ikan-ikan itu bisa dibuat pupuk,” papar dia.

Ditambahkan Manajer Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Sydney Fish Market, Craig Murray, tiap harinya ada berton-ton ikan tak laku dan bagian-bagian ikan yang tak dipakai di pasar ikan ini.

“5 Ton sehari, meliputi bagian-bagian ikan seperti kepala, duri, ekor dan yang tak terjual,” papar Craig.  

Namun, pihaknya menyerahkan pengolahan limbah bangkai ikan itu menjadi pupuk kepada pihak ketiga. Sedangkan yang ditangani pihak Sydney Fish Market sendiri adalah daur ulang styrofoam.

“Kami punya mesinnya sendiri yang akan menghancurkan dan mendaur ulangnya. Jadi kami juga ingin mengurangi dampak industri ikan pada lingkungan,” tuturnya. 

Sebenarnya, kebijakan daur ulang styrofoam wadah ikan dan bangkai ikan itu sudah sejak 7 atau 8 tahun lalu. Namun, mesin daur ulang styrofoam baru dimiliki Sydney Fish Market 3 tahun lalu.

Craig kemudian mengajak kami ke tempat mesin daur ulang styrofoam. Di mesin itu, styrofoam itu dimasukkan, dihancurkan dan kemudian keluar menjadi plastik panas, bak odol yang dipencet dari wadahnya. Baunya, ya seperti plastik terbakar.

Plastik panas itu kemudian memadat, kemudian digiling hingga menjadi kristal, kemudian dilelehkan lagi menjadi plastik batangan berwarna hitam kemudian dibentuk menjadi nampan.

Banyaknya styrofoam, menurut Craig, tidak tentu. Bila hari sibuk seperti hari kami berkunjung hari itu, menurutnya bisa mencapai 700 kilogram styrofoam! Bila hari-hari sepi, ‘hanya’ 300 kilogram styrofoam.

“Per tahun mencapai 120 ton styrofoam,” ungkapnya.

Selain mendaur ulang sampah, Craig juga bertanggung jawab mengatur penghematan energi di pasar ikan itu. Seperti mengurangi konsumsi listrik dengan memakai lampu LED, bagaimana menggunakan pendingin ikan dan ruangan denan efisien, menghemat air.

Craig juga bertanggung jawab merancang metode kerja yang aman, seperti bagaimana membuat lalu lintas forklift yang berlalu lalang di pasar ikan itu, bagaimana metode mengangkat bak-bak penuh ikan namun tak menyebabkan cedera punggung dan sebagainya.

“Saya memastikan sistem dan proses serta fasilitas di sini aman untuk bekerja. Kami juga mengadakan pelatihan untuk staf bagaimana mengoperasikan forklift atau mengangkat tanpa menimbulkan sakit punggung,” tandas dia.