Keluarga Duo Bali Nine Kembali Ajukan Permohonan Ampunan Kepada Presiden Jokowi
Saudara laki-laki dari terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran kembali mengajukan permohonan ampunan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo, agar mengampuni saudara mereka. Permohonan ini diajukan satu hari setelah kedua warga Australia itu menerima surat pemberitahuan resmi mengenai eksekusi mati mereka.
Chan dan Sukumaran menerima surat pemberitahuan formal mengenai penundaan eksekusi mereka pada Sabtu (25/4) malam, namun pelaksanaan eksekusi mati mereka masih menunggu diumumkan.
Keduanya telah diberitahu mereka akan menghadapi regu tembak kapan saja setelah Hari Rabu pagi mendatang.
Hari ini, Michael Chan dan Chintu Sukumaran mengunjungi saudara laki-laki mereka di Pulau Nusakambangan bersama dengan teman-teman dan anggota keluarga lainnya serta pejabat konsuler.
Hari Minggu bukan merupakan hari berkunjung rutin di Pulau Nusakambangan, tapi ABC mendapat informasi kalau aturan bagi keluarga terpidana mati dibebaskan beberapa hari terakhir mereka.
Michael Chan berkata andrew Chan dan Myuran Sukumaran dalam kondisi baik, meski mendengar kabar buruk ini.
"Keduanya dalam kondisi baik, meski merasa mereka tidak diperlakukan dengan adil selama 10 tahun atas kasus yang menimpa mereka," katanya.
Dia mengatakan keinginan terakhir kakaknya adalah menghadiri upacara di gereja bersama keluarganya.
"Keinginan terakhir Andrew adalah pergi ke gereja bersama dengan keluarganya selama beberapa hari terakhir." kata Michael Chan.
Sementara Chintu Sukumaran mengajukan permohonan agar Presiden Joko Widodo menunjukan belas kasihan dan memberikan pengampunan, tidak hanya bagi kakaknya, Myuran Sukumaran tapi juga bagi terpidana mati lainnya.
"Kami semua merasakan kesedihan mendalam atas ketidakadilan ini dan tidak seharusnya terjadi seperti ini," katanya.
"Kakak saya dan Andrew serta 7 orang lainnya, kami meminta agar Presiden menggunakan kewenangannya untuk memberikan ampunan sebagaimana saya tahu dia juga melakukan hal yang sama untuk warga negaranya di negara lain,"
"Ada sembilan orang yang memiliki keluarga yang menyayangi mereka – ibu, ayah, anak -anak laki-laki, anak perempuan serta kakak laki-laki dan perempuan,"
Mantan koresponden Asia Tenggara, Peter Lloyd membandingkan rangkaian peristiwa yang dihadapi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dalam menghadapi regu tembak dengan nasib yang dihadapi pelaku pengeboman night klub di Bali, Amrozi.
"Saya tidak dapat membayangkan keresahan yang dihadapi keluarga Andrew dan Myuran, saya bersimpat dengan mereka," katanya.
"Tidak ada yang berpikir mereka layak untuk menghindari hukuman, tetapi mereka tidak layak d hukum mati. "
Sementara itu pemimpin Partai Buruuh, Bill Shorten mengatakan Partai Buruh berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam mengamankan grasi untuk kedua warga Australia tersebut.
"Saya sudah menghubungi Tony Abbott untuk memperkuat bahwa kami akan mengambil pendekatan bipartisan upaya untuk mengamankan grasi untuk Andrew dan Myuran."
Sebelumnya, juru bicara urusan luar negeri Buruh Tanya Plibersek mengatakan itu penting bagi pemimpin Australia untuk terus melakukan kontak tingkat tinggi dengan para pemimpin di Indonesia.
"Ini benar-benar penting bahwa Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri melakukan segala upaya untuk menghubungi rekan-rekan mereka," katanya.
Tapi semua indikasi menunjukan kalau Pemerintah Indonesia tidak akan goyah melaksanakan rencana eksekusi mati ini.