Kebun Binatang Adelaide Galang Dana Demi Kenang Orangutan
Orangutan Kebun Binatang Adelaide yang baru mati, yakni Karta, akan tetap dikenang lewat sebuah tempat peringatan yang akan dibangun di Indonesia. Tempat ini akan membantu melindungi satwa liar tersebut.
Penggalangan dana daring -yang diyakini pihak kebun binatang akan berhasil -dilakukan untuk membiayai pos penjagaan di Riau, tempat di mana petugas perlindungan satwa liar akan tinggal dan bekerja.
Bagi penjaga primata, Pij Olijnyk, itu adalah cara sempurna untuk menghormati kenangan dari orangutan berusia 34 tahun -yang dicintai begitu banyak orang -tersebut.
“Saya hampir bisa memvisualisasikan-nya [Karta] sedang melihat bagian hutan yang itu dan melindunginya untuk semua orangutan,” sebut Pij.
Ia lantas menambahkan, “Kami sedang berupaya untuk menyediakan perlindungan di bagian yang rentan dari ekosistem Bukit Tigapuluh, Riau, yang rawan penebang, dan pemburu.”
Karta mati pada bulan Januari, hanya beberapa jam setelah melahirkan bayinya yang mati.
Peristiwa itu mengakhiri perjalanan yang memilukan bagi si orangutan, yang sebelumnya telah kehilangan enam bayi setelah melahirkan.
Seperti kehilangan orang yang dicintai, penjaga primata senior -yakni Jodie Ellen -sangat terguncang oleh rasa kehilangan dan masih berusaha berdamai dengan apa yang terjadi.
"Ia tak hanya hewan yang akan saya rindukan setiap hari, ada lubang yang signifikan dalam hidup saya sekarang ini," ungkap Jodie Ellen.
“Bagi saya, ia adalah teman terbaik, ia seperti kakak, saya pikir ia adalah tujuan hidup saya,” tuturnya.
Jodie Ellen telah mendedikasikan tujuh tahun terakhir dari hidupnya untuk merawat Karta.
Sebuah ikatan yang erat terbentuk selama bertahun-tahun itu dan beberapa bulan belakangan, Jodie telah menghabiskan setiap hari merawat Karta, menyiapkan ia untuk menghadapi persalinan.
“Ini [kematiannya] tak pernah kami prediksi. Kami tahu dari kehamilan-kehamilan sebelumnya bahwa selalu ada kekhawatiran, tetapi tak pernah terpikirkan sedikitpun bahwa kekhawatiran itu meluas ke Karta,” jelas Jodie Ellen.
Ikatan antara dirinya dengan Karta adalah salah satu yang banyak dibangun para penjaga primata, yang katanya benar-benar sekuat hubungan dengan manusia.
“Hubungan ini sekarang terasa hampa tanpa dirinya, kehadirannya sungguh berarti, suasananya sangat berbeda tanpa Karta di sini,” ujar Jodie.
"Saya sering mengatakan orangutan itu sama seperti kita, kecuali mereka punya semua sifat-sifat baik kita dan tak memiliki satupun sifat buruk," utara Jodie Ellen.
“Saya sangat bangga bahwa nama Karta akan terus hidup dan dengan memiliki kehadiran fisik di sana [di Sumatera], para penjaga akan bisa hidup dan bekerja, [itu] akan sangat membantu melindungi daerah itu,” lanjutnya.
Kebun binatang perlu kumpulkan AUD 20.000 untuk tempat peringatan
Kebun binatang Adelaide akan perlu menggalang $ 20.000 (atau setara Rp 200 juta) untuk membangun pos penjagaan dan sebuah pohon akan ditanam di kebun binatang itu dengan nama Karta.
“Kami sekarang mampu untuk memiliki peninggalan dari Karta di luar wilayah kebun binatang dan kenangannya akan menyelamatkan lebih banyak orangutan,” kata Pij Olijnyk.
“Sekarang Karta telah hidup abadi dengan membantu melindungi orangutan liar ini,” sambungnya.
Ia mengungkapkan, “Saya sudah kehilangan orang-orang tercinta dalam hidup saya, tetapi saya tak pernah merasa kehilangan seperti ini, saya ingin ia (Karta) memiliki pengaruh di alam liar tempat di mana ia paling berarti.”
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 19:00 WIB 22/02/2017 oleh Nurina Savitri.