Karya Seni Aborijin Terjual Rp 20 Miliar dalam Lelang di London
Sebuah koleksi seni Aborijin berhasil dilelang untuk pertama kalinya di sebuah rumah lelang besar di London, dengan beberapa karya di antaranya mampu mencetak rekor harga dunia.
Tujuh puluh lima karya seni Aborijin berkualitas tinggi dan langka yang ditawarkan di rumah lelang Sotheby's berhasil dilelang senilai lebih dari 2 juta dolar (atau setara Rp 20 miliar).
Sebagian besar karya seni itu milik miliarder yang juga kolektor asal Belanda, Thomas Vroom, dan bisa dilelang karena mereka mendahului hukum proteksionis di Australia, yang tahun ini sedang dikaji ulang.
Karya seni buatan Paddy Compass Namatbara adalah salah satu yang berhasil dilelang di London. (Foto: Sotheby’s)
Konsultan senior Sotheby's dari Australia, Tim Klingender- spesialis yang bertanggung jawab atas penjualan tersebut- mengatakan, ia senang dengan hasilnya.
"Sedikit beresiko untuk melelang karya seni Aborijin di luar Australia dan saya selalu bertanya-tanya apakah penawar dari Australia akan berpartisipasi dalam penjualan ini," sebutnya.
Ia mengutarakan, "Saya bertanya-tanya apakah ada minat global yang cukup untuk mendukung penjualan ini tapi saya benar-benar terkejut oleh hasil dan pasar serta penawarannya.”
"Dan tentu saja, karya-karya itu berakhir di Amerika, Eropa, Rusia dan di Inggris, jadi itu adalah hasil yang fantastis," tambahnya.
Ia mengatakan, hal yang luar biasa untuk menjual beragam ‘karya seni masyarakat asli Australia yang secara historis signifikan dan tak biasa’.
"Penjualan dimulai dengan lukisan kulit kayu, benda itu penuh dengan perisai Aborigin dan khususnya, benar-benar bukan seni Aborijin khas yang pernah dilihat orang di pasar. Luar biasa melihat karya ini dinikmati oleh masyarakat luas," tuturnya.
Lelang itu termasuk sejumlah lukisan Wanjina, sebuah seni yang mewakili makhluk leluhur yang berasal dari laut dan langit, karya seniman terkenal Alec Mingelmanganu dan Jack Karedada.
Tim mengatakan, lukisan Wanjina dari tahun 1970-an sangat langka dan memiliki produksi komersial yang kecil.
"Lukisan-lukisan ini memiliki kekuatan besar dan kualitas baik sehingga mereka menarik banyak pembeli. Kami melihat dua dari mereka berhasil dilelang hampir senilai 200.000 dolar (atau setara Rp 2 miliar) untuk masing-masing lukisan kulit kayu – itu adalah rekor harga dunia untuk sebuah lukisan kulit kayu,” jelasnya.
"Memang keduanya memecahkan rekor harga dunia sebelumnya untuk lukisan kulit kayu, rekor sebelumnya hanya sekitar 100.000 dolar (atau setara Rp 1 miliar)," sambungnya.
Lelang rutin
Rumah lelang Sotheby's ingin membuat lelang seni Aborigin tahunan di London, bekerja melawan tren menyusutnya pasar internasional untuk seni Adat bekerja menyusul undang-undang yang sangat membatasi ekspor.
Hukum itu dimaksudkan untuk melindungi benda cagar budaya, tetapi justru banyak dikritik oleh para kolektor.
Undang-Undang Warisan Budaya yang Bisa Dipindahkan di Australia, saat ini, sedang dikaji ulang dengan dipimpin oleh pakar hukum properti budaya, Shane Simpson, yang akan melaporkan kepada Menteri Seni Australia pada 30 September tahun ini.
Tim mengatakan, ia berharap menyusutnya pasar seni adat segera berubah.
"Kami berharap, pengkajian ulang ini akan menjadi masuk akal karena sekarang … mereka jelas tak bekerja dan mereka benar-benar menghalangi pasar seni Aborijin," utaranya.
Ia menerangkan, "Kami hanya mengalami efek domino yang mengerikan di tingkat seni masyarakat dan itu benar-benar telah menghentikan pertumbuhan pasar seni internasional dan itu benar-benar menumbuhkan minat di Australia, di bidang karya seni kontemporer juga."
Tim mengatakan, lelang tersebut menunjukkan tingkat minat terhadap seni Aborijin di luar Australia, dengan banyak karya yang dibeli oleh para kolektor dari seluruh dunia.
"Seni Aborijin seharusnya- jika tidak rahasia- suci atau yang terpenting, harus mampu mengalir secara bebas sama seperti seni lainnya, dan saya yakin masyarakat adat merasakan itu pula," jelasnya.