ABC

Kartun The Australian Dinilai Serang Orang Aborigin

Seorang tokoh masyarakat menilai, kartun politis yang menggambarkan pria Aborigin memegang kaleng bir dan lupa nama anaknya sendiri, dinilai sebagai “serangan” terhadap penduduk pribumi Australia.

Kartun karya Bill Leak itu dimuat di suratkabar The Australian hari Kamis (4/8/2016), bertepatan dengan Hari Anak-anak Aboriginal and Torres Strait Islander Children’s Day.

Menurut CEO Victorian Aboriginal Child Care Agency, Muriel Bamblett, kartun ini menggambarkan orang Aborigin sebagai “tidak kenal anak-anaknya dan tidak memiliki peran dalam membesarkan anak-anak mereka”.

“Anda merasa tertekan saat hal seperti ini terjadi, saya rasa setiap hari kami bergelut dengan rasisme langsung dan tak langsung,” katanya kepada 774 ABC Melbourne.

“Di media, saya pikir mereka memiliki tanggung jawab publik. Itu jelas satu peluang untuk mendapatkan pesan yang baik tentang orang Aborigin,” katanya.

“Tapi jika Anda terus membuat stereotip tentang kami sebagai warga kelas dua, maka itu jelas menganggap kami sebagai warga negara kelas dua di negeri kami sendiri,” tambahnya.

Bamblett mengatakan dia akan berbicara dengan Komisioner Keadilan Sosial Aborigin dan Torres Strait Islander, Mick Gooda, tentang kartun ini.

“Aku akan telepon Mick Gooda hari ini… dan berbicara dengannya tentang bagaimana kami mengambil tindakan untuk menghentikan serangan terus-menerus semacam ini pada orang Aborigin, karena kebanyakan orang Australia tidak akan memaafkan itu,” katanya.

Redaksi Bersikukuh Membela Kartun

Pemimpin Redaksi The Australian Paul Whittaker membela keputusan redaksi menerbitkan kartun “konfrontatif” itu.

Dia mengutip pernyataan pemuka masyarakat pribumi pekan ini, termasuk Noel Pearson dalam program Lateline yang menyatakan: “Warga kulit hitam harus memimpin dan bertanggung jawab atas anak-anak mereka sendiri. Itu bagian dari pesan yang sangat sulit untuk mendapatkan daya tarik.”

“Orang Australia bangga dengan kontribusi yang sudah lama dan terrinci bagi perdebatan nasional mengenai isu-isu penting dalam urusan pribumi,” kata Whittaker dalam sebuah pernyataan.

“Kontroversi saat ini terkait penahanan remaja di Northern Territory telah mengangkat masalah ini kembali ke hadapan perhatian nasional.”

“Terlalu sering, terlalu banyak orang menghindari akar penyebab dan isu-isu yang sulit. Tapi tidak semua orang. Kartun Bill Leak yang konfrontatif dan berwawasan ini memaksa orang untuk melihat isu-isu utama dengan cara yang terkadang pemberitaan dan analisis gagal melakukannya,” katanya.

Kartun Itu Diskriminatif dan Rasis

Aboriginal Land Council New South Wales menilai kartu itu rasis dan telah mengirimkan protes ke pihak Dewan Pers Australia.

“Itu sungguh memalukan, benar-benar memalukan. Saya tidak percaya The Australian, sebuah koran nasional, akan sangat menghina kami sebagai orang Aborigin,” kata ketua Aboriginal Land Council Roy Ah-See.

Dia mengatakan meskipun suratkabar itu telah menerbitkan banyak cerita kehidupan pribumi yang kuat, namun kartun itu dipandang berlebihan.

"Kartun seperti ini tidak membantu siapa pun, dalam kenyataannya ini menyulut rasisme dan menyuburkan pandangan stereotip banyak orang non-Aborigin di luar sana yang berpikir [bahwa] orang Aborigin tidak memiliki tempat di masyarakat ini."

“Sangat mengecewakan karena yang satu ini mereka benar-benar salah, diskriminatif, rasisme dan benar-benar tak dapat diterima.”

Pemimpin Partai Hijau Desak Suratkabar Itu Minta Maaf

Pemimpin Partai Hijau Richard Di Natale menilai kartun itu “memalukan” dan menyebutnya menyasar “stereotip yang paling menjijikkan mengenai orang Aborigin”.

Ia mengatakan telah mengirim surat kepada editor koran itu agar meminta maaf dan akan meminta Dewan Pers Australia untuk menyelidikinya.

“Kami pikir tidak ada tempat untuk hal seperti itu di masyarakat Australia modern. Ini adalah kartun yang membawa kita kembali ke hari-hari terburuk (kebijakan) white Australia,” katanya.

“Mereka harus meminta maaf kepada orang Aborigin yang sangat tersinggung dengan publikasi ini.”

Pada tahun 2006, salah satu kartun Leak pernah memicu kontroversi antara pemerintah Australia dan Indonesia terkait Papua.

Dewan Pers Australia menegaskan telah menerima protes tentang kartun ini.

The Australia telah dihubungi untuk dimintai penjelasan.

Diterbitkan Pukul 15:42 AEST 4 Agustus 2016 oleh Farid M. Ibrahim. Lihat Beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.