ABC

Kartini Sjahrir: Kemajemukan Adalah Sumber Inovasi

Kemajemukan adalah sebuah keniscayaan, hal yang sudah menjadi bagian dari Indonesia sejak lama. Di tempat lain, kemajemukan merupakan sumber untuk melakukan inovasi.

Demikian pendapat Dr Kartini Sjahrir dalam perbincangan dengan warga Indonesia di KJRI Melbourne Senin (17/7/2017) malam.

Dr Kartini adalah penasehat senior mengenai Perubahan Iklim untuk Menko Maritim Luhut Panjaitan dan berada di Melbourne minggu lalu guna menghadiri Kopnrensi EcoCity mendampingi Profesor Rachmat Witoelar, Utusan Khusus Indonesia Untuk Perubahan Iklim.

Oleh KJRI Melbourne, Kartini yang juga seorang antropolog tersebut diundang untuk berbincang mengenai Pluralisme di Indonesia yang belakangan menjadi salah satu sumber perdebatan hangat.

Dr Kartini adalah istri mendiang ekonom Dr Sjahrir dan pernah mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB).

Dalam paparannya, Kartini Sjahrir menjelaskan begitu banyaknya energi yang dihabiskan di Indonesia saat ini untuk membicarakan lagi hal yang sebelumnya sudah dianggap sebagai kenyataan mengenai adanya kemajemukan di Indonesia.

“Sekarang ini kita sedang dalam keadaan darurat kebhinekaan. Kemajemukan yang ada dipertanyakan secara transparan, diolok-olok secara terbuka,” kata Kartini di depan sekitar 50 warga.

Mantan Dubes RI untuk Argentina tersebut kemudian menjelaskan mengenai keberadaan orang Indonesia dari sisi antropologi dimana warga Indonesia adalah percampuran dari dua ras besar di dunia yaitu Ras Mongoloid, dan Ras Negroid.

“Ini menurut penelitian DNA yang dilakukan Prof Herawati Sudoyo. Jadi kita semua berasal dari percampurann dua ras tersebut, dari luar. Mengapa kita sekarang harus memurnikan dari mana asal kita,” katanya.

Dr Kartini melihat bahwa energi yang dihabiskan untuk membicarakan masalah tersebut membuat Indonesia tidak memiliki waktu lagi untuk memperbincangkan hal lain, termasuk misalnya perubahan iklim yang sedang melanda dunia saat ini.

"Saya agak ternganga ketika hadir dalam konprensi EcoCity di Melbourne minggu lalu. Saya mendengar pemaparan dari India dan China mengenia kemajuan yang mereka capai dalam masalah energi solar."

“Kedua negara tersebut melakukan lompatan besar ke depan dalam energi surya,” kata Dr Kartini lagi.

Dicontohkan oleh Kartini bahwa kemajuan yang dicapai negara-negara lain itu terjadi karena adanya kerjasama, berdasarkan kemajemukan.

“China dua tahun lalu memutuskan menghentikan pemakaian bahan bakar fosil. Mereka bekerja sama dengan Israel untuk mengembangkan energi baru.”

“Arab Saudi juga melakukan hal yang sama, bekerjasama dengan Israel. Dalam waktu yang bersamaan, kita bicara mengenai masalah kafir,” kata doktor di bidang antropologi tersebut.

Oleh karena itu Dr Kartini Sjahrir yang berbicara didampingi oleh Konjen RI untuk Victoria Dewi Savitri Wahab mengingatkan kembali perlunya kita kembali untuk mengingat akan wawasan kebangsaan, berdasarkan kemajemukan yang sudah disepakati oleh para pemimpin Indonesia terdahulu.

“Kemajemukan adalah keniscayaan, dan dengan kemajemukan kita akan bisa berinovasi. Karena akan timbul permikiran yang berbeda-beda.”

Dr Kartini juga mengingatkan pentingnya perguruan tinggi untuk tidak menjadi tempat ajang provokasi, namun sebagai pusat kemajuan.