ABC

Jangan Buang Makanan Rumah, Masaklah di Kantor

Apa yang bisa Anda buat dengan seperempat labu, sisa-sisa daging ikan, dan beberapa irisan nanas?

Jangan biarkan dibuang! Bawalah sisa-sisa masakan dari rumah ke kantor, mintalah teman-teman sekerja Anda untuk melakukan hal yang sama, dan masaklah bersama-sama untuk menikmati makan siang, layaknya sebuah pesta.

Inilah yang menjadi konsep dibalik Cookluck Club.

Program ini digagas oleh Youth Food Movement Australia, yang mengajak tempat-tempat kerja untuk mengumpulkan sisa-sisa makanan dan menguatkan kebersamaan dalam tim dengan memasak di kantor.

Raw ingredients, Youth Movement Australia office, Glebe, 4 May 2017
Get your workmates to bring in their leftover food from home.

ABC Radio Sydney: Amanda Hoh

Cabang kota Sydney dari organisasi sukarelawan ini melakukannya setiap hari. Setiap anggota secara bergiliran mencoba membuat resep yang menarik.

“Anda akhirnya menghemat banyak makanan, tidak dibuang, karena memanfaatkan semua sisa-sisa masakan yang sebelumnya kita tidak tahu harus diapakan,” kata Zo Zhou, salah satu manajer komunikasi.

“Digabungkan dengan semua sisa masakan dari teman-teman dan Anda sendiri, kita bisa membuat sesuatu yang luar biasa.”

“Ini menghemat banyak daripada masuk ke tempat sampah.”

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: Video masak di kantor

Tonton ceritanya lewat video berikut ini.

Tim melengkapi sisa-sisa makanannya dengan sebuah kotak berisi sayuran dan buah-buahan segar yang dikirim setiap pekannya.

Untuk satu makan siang, Zu menggunakan nanas, bit, bayam, mentimun, dan kubis untuk membuat salad. Sementara sepotong daging ikan , labu, wortel, dan sup yang merupakan sisa makanan di rumah dibuat oseng-oseng.

Kentang parut dibuat menjadi rosti, hidangan khas negara Swiss yang dimasak di pemanggang roti di kantor.

“Tempat kerja harus membiarkan karyawannya melakukan ini,” kata Zhou.

“Anda bisa memasaknya dengan microwave, press sandwich, dan pemanggang roti yang ada.”

“Jika sudah dimulai, mungkin perlu investasi dengan membeli seperti wajan bertenaga listrik, karena akhirnya akan menjadi inti dari makan siang.”

Youth Food Movement Australia Sydney team, L-R Dalphine Jestin, Alexandra iljadicca, Thea Soutar, Zo Zhou, Tian Sisak
Kelompok Youth Food Movement memasak dan makan siang bersama setiap hari.

ABC Radio Sydney.

Katering berlebih menjadi sampah

Salah satu limbah terbesar dari sampah makanan adalah katering yang berlebih, kata Zu.

“Orang selalu khawatir dengan kekurangan katering daripada kelebihan.

“Mereka memesan katering untuk pertemuan dan biasanya hanya setengahnya yang dimakan … dan sebagian besar akan dibuang.”

“Jarang sekali tempat kerja mengambil makanan itu dan memberikannya ke organisasi, seperti Oz Harvest, atau orang yang membutuhkannya.

“Solusinya adalah menyediakan wadah dan orang bisa membawanya pulang.”

Electric wok cooking at the Youth Movement Australia office, Glebe, 4 May 2017
Wajan listrik atau tempat memanggang roti bisa jadi alat memasak di kantor.

ABC Radio Sydney: Amanda Hoh

Orang Australia membuang makanan bernilai sekitar $8 miliar, sekitar Rp 80 triliun, setiap tahunnya, menurut data dari Pemerintah New South Wales.

Artinya bagi setiap orang, membuang sekitar 20 persen dari makanan yang dibeli dengan nilai $ 1.000, atau sekitar Rp 10 juta, setahun.

Beberapa alasan membuang makanan ini termasuk tak tahu apa yang harus dilakukan dengan makanan sisa, memasak terlalu banyak, membeli makanan dari restoran, dan tidak memeriksa pasokan makanan di dapur sebelum berbelanja.

“Ada banyak fokus pada masalah dan hal-hal berkaitan ini, misalnya, ‘makanlah sisa-sisa masakan’, tapi bagaimana kita bisa membuatnya bermanfaat dan menyenangkan bagi orang-orang?” Kata Zu.

“Daripada memulai dengan memberi tahu orang apa yang harus mereka lakukan, kami memikirkan aktivitas yang orang ingin lakukan (seperti memasak dengan teman mereka) dan menyelamatkan makanan.”

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada Selasa 9/05 pukul 13:00 AEST. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.