Industri Daging Babi Australia Kecewa Pada Amerika
Industri daging babi Australia telah mengkritik penanganan Amerika Serikat atas penyebaran virus babi yang telah menjerat ribuan ternak di Amerika Utara.
Virus diare yang menyerang babi ini mulai mewabah pada Mei tahun lalu, dan telah menyebar di 29 negara bagian Amerika Serikat, serta Kanada dan juga Kolombia.
Direktur Umum Bidang Inovasi dan Penelitian Asosiasi Pengusaha Daging Babi Australia “Australian Pork Limited,” Darryl D’Souza, mengatakan, upaya yang dilakukan Departemen Agrikultur Amerika tidak efektif membasmi penyebaran virus.
“Saat awal virus ditemukan, pihak berwenang di sana tak berpikir bahwa temuan itu harus dilaporkan dan sepertinya mereka terkesan menghalang-halangi pengumpulan data akurat yang justru bisa membantu penanganan virus,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Kanada di lain pihak, telah menempuh cara yang jauh berbeda dengan adanya pelaporan dini. Jadi, segera setelah mereka menemukan gejalanya, kejadian itu langsung dilaporkan. Cara itu mampu membuat Pemerintah menyusun langkah pencegahan misalnya karantina ternak, melarang truk pakan ternak keluar dari areal peternakan, intinya mencegah adanya pergerakan binatang dan benda-benda di sekelilingnya.”
Darryl sangat terkejut akan betapa cepatnya virus yang menyerang babi ini menyebar.
“Upaya penanganan yang dilakukan Amerika tak cukup efektif menangkal virus, tapi di sisi lain, kami juga menemukan fakta bahwa virus ini berkembang biak secara berbeda di Amerika, dibandingkan di Asia misalnya. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh faktor cuaca. Sangat sulit membersihkan truk dan barang-barang lain ketika cuaca sangat dingin,” urainya.