ABC

Fasilitas Bagi Pengungsi yang Didatangkan Sementara ke Australia Diperketat

Pemerintah Federal Australia berencana akan memperketat fasilitas kesejahteraan bagi beberapa pencari suaka yang pada awalnya dibawa ke daratan Australia untuk melakukan perawatan medis.

Perubahan tersebut, yang diperkirakan akan mempengaruhi sekitar 100 orang pencari suaka berbasis di  Australia ini, mencakup pemotongan anggaran lebih dari $200 atau setara Rp2,6 juta setiap dua minggu untuk dukungan pendapatan.

Mereka yang terkena dampak juga hanya akan punya waktu tiga minggu untuk keluar dari akomodasi yang didukung pemerintah.

Seorang juru bicara Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton mengatakan dalam jumpa pers bahwa para pencari suaka tersebut diperkirakan akan kembali ke Nauru atau Pulau Manus segera setelah perawatan medis mereka selesai.

“Mereka yang perawatannya telah selesai akan mendapat pemberitahuan dari pemerintah, bahwa wajib pajak, tidak akan lagi memberikan bantuan keuangan.”

Juru bicara tersebut mengatakan bahwa jumlah pengungsi yang akjan terdampak “kurang dari 100” orang dan mereka akan ditangani “berdasarkan kasus per kasus”.

Menteri Pelayanan Manusia, Alan Tudge mengatakan, tindakan keras tersebut sejalan dengan sikap pemerintah terhadap imigrasi.

“Kami punya prinsip yang tegas bahwa siapapun yang datang dengan kapal tidak akan diberi akses dan tinggal permanen di Australia,” katanya kepada Sky.

“Mereka datang ke Australia karena suatu alasan, alasan itu sekarang telah selesai dan sekarang mereka harus kembali.”

Mempersulit orang-orang yang sudah sulit

Hampir 400 orang pencari suaka saat ini berada di Australia dengan visa sementara karena alasan medis atau rasa belas kasih.

Mereka yang awalnya terpengaruh oleh perubahan ini akan dipindahkan ke apa yang akan dikenal sebagai “keberangkatan akhir visa E perantara “. 

Juru bicara imigrasi dari Partai Buruh Shayne Neumann menuduh Pemerintah Federal menargetkan “yang paling rentan”.

“Dengan sengaja membuat orang-orang ini menjadi miskin dan tidak memiliki tempat tinggal, Pemerintah Turnbull hanya dapat memperburuk kondisi kesehatan yang menjadi alasan para pencari suaka itu dipindahkan ke Australia untuk mendapat perawatan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Namun rekan kerja dan pendahulunya dalam portofolio imigrasi dari Partai Buruh, Richard Marles, mengakui pemukiman permanen di Australia bukanlah pilihan.

“Sangat penting bahwa Australia tetap berada di luar meja, sangat penting bagi mereka yang berada di Manus dan Nauru untuk tidak dimukimkan kembali di Australia,” katanya kepada program Insider ABC.

“Ada tugas perawatan yang perlu dipenuhi sehubungan dengan orang-orang itu dan saya pikir Pemerintah harus sangat memperhatikan bagaimana tugas perawatan itu terpenuhi.”

Sementara itu pengacara dari para pencari suaka itu  memperingatkan bahwa tindakan keras tersebut akan melukai beberapa pengungsi termiskin.

Hugh de Kretser dari Pusat Hukum Hak Asasi Manusia melabeli perubahan ini sebagai “tindakan kekejaman yang mengejutkan”.

“Beberapa dari orang-orang ini telah menjadi bagian dari komunitas kami selama bertahun-tahun,” katanya.

“Sekarang Peter Dutton telah memutuskan untuk membuat mereka miskin dalam usaha untuk memaksa mereka kembali ke bahaya, memaksa mereka untuk kembali ke bahaya.”

Diterjemahkan pada 14.00 WIB, 27/8/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel berbahasa Inggris disini.