ABC

Dana Sumbangan Senilai Rp10 Miliar Diduga Diselewengkan

Kegiatan penggalangan dana yang mengklaim hendak membantu anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah, berhasil  mengumpulkan sumbangan sebesar AUD$1 juta atau sekitar Rp.10 milyar lebih. Sayangnya yayasan yang melakukan kegiatan penggalangan dana itu  tidak dapat menjelaskan penggunaan uang sumbangan  tersebut dan kepada siapa saja telah disalurkan.

Yayasan Care 4 Kids berhasil mengumpulkan donasi senilai AUD$1 juta melalui metode penggalangan dana langsung, ketuk pintu. Sumbangan itu hanya menerima pemberian dana tunai.

Menurut laporan audit yang diajukan oleh Komisi Amal dan lembaga non-profit Australia, Care 4 Kids mengklaim telah membayar AUD$509.180 kepada penerima manfaat sejak tahun 2011, sementara sisa uang sumbangannya dibayarkan untuk upah kru pengumpul sumbangan.

Meski demikian, setelah ditanyakan dalam program 7.30 ABC, Direktur Care 4 Kids, Michael Johnston mengaku uang sumbangan itu tidak dibayarkan langsung ke penerima manfaat, tapi disalurkan melalui 2 perusahaan pemberi layanan bimbingan belajar atau les swasta, Numbertaker Australia dan Numbertaker Education.

Johnston menjelaskan Care 4 Kids membayar perusahaan itu untuk memberikan pelayanan les  kepada anak-anak di Australia yang membutuhkan. Para tutor itu berada di Philipina dan memberikan panduan atau les melalui Skype.

Dari hasil penelusuran ABC diketahui kalau kedua perusahaan itu ternyata dimiliki oleh Michael O'Connor, anak dari Direktur Care 4 Kids, Edna O'Connor, dan  membayar biaya konsultasi sekitar AUD$10,000 kepada Johnston.

Meski demikian, ketika program 7.30 menanyakan O’Connor mengenai Care 4 Kids, dia mengaku kalau dirinya tidak memiliki pengetahuan soal anak-anak yang dibantu oleh lembaga Care 4 Kids.

"Saya tidak tahu persis siapa sebenarnya anak-anak yang dibantu,” jawab Jhonston dalam program 7.30.

O'Connor juga mengaku kalau dia tidak mengetahui hal-hal terkait keuangan dari sumbangan  tersebut.

"Saya tidak paham soal keuangan, saya hanya mengemail saja,” katanya.

Keuntungan finansial pribadi Johnston dari pekerjaan di Care 4 Kids terdaftar dalam dokumen yang tersedia untuk publik amal.

Hanya sekitar 50 – 60 anak  yang dibantu

Yayasan  Care 4 Kids juga tidak bersedia memberikan rincian mengenai sekitar 50 – 60 anak yang telah dibantu oleh lembaganya selama 2 tahun terakhir sebagaimana dikatakan Jhonston dalam program 7.30.

Setelah 7.30 meminta bukti, Jhonston menyerahkan  beberapa nama dan kontak dari sejumlah orang tua di NSW yang anaknya dikatakan telah menerima bantuan dari Numbertaker Australia dan Numbertaker Education.

Seluruh orang tua yang anaknya mendapatkan bantuan bimbingan les selama 2 pekan dan 10 bulan mengaku senang dengan bimbingan yang diberikan dan anaknya sangat terbantu.

Namun, permintaan ulang untuk bukti bagaimana sisa $ 500.000 yang diduga dibayar oleh Care 4 kids Australia kepada penerima manfaat telah diabaikan oleh direksi amal.

Auditor independen yang memeriksa rekening keuangan yang dikirim pihak regulator amal juga tidak bersedia menjawab pertanyaan rinci dari  7.30 tentang keuangan amal.

Dugaan penyelewengan dana sumbangan ini diselidiki setelah komisi amal dan lembaga non-profit Australia setelah menerima laporan dari publik yang curiga dengan operasi penarikan amal yang dilakukan oleh lembaga tersebut.

Salah satu komisi lembaga itu, Susan Pascoe, tidak bersedia memberikan komentar dan tidak juga mengkonfirmasi apakah penyelidikan terhadap Yayasan Care 4 Kids sudah dimulai atau tidak.

Meski demikian kepada program 7.30, Pascoe mengatakan kalau konflik keuangan yang mungkin terkait dengan kepentingan atau keuntungan finansial pribadi oleh direktur badan amal bisa langsung diselidiki oleh lembaganya.

Sementara itu Liz Gillies, pemimpin lama di sektor amal di Sekolah Bisnis Melbourne mengatakan kepada Care 4 Kids:

"Ini benar-benar sangat tidak pantas bahwa  kegiatan penggalangan dana memiliki kepedulian yang sangat kecil kepada orang-orang yang telah mendukung kegiatannya dalam hal memberikan sedikit informasi mengenai penerima manfaat kegiatan mereka, tentang bagaimana kegiatan ama itu dilakukan, tentang penjelasan bagaimana kegiatan kemanusiaan itu benar-benar bisa memberi perbedaan kepada mereka yang membutuhkan layanan yang disediakan, dan saya pikir itu kegiatan amal seperti ini memang benar-benar perlu diselidiki,”