ABC

Banyak Cabang Pusat Kebugaran F45 Asal Australia Tutup, Ini Alasannya

F-45 pernah jadi cerita sukses Australia dalam mengembangkan industri kebugaran. Namun perusahaan ini menghadapi berbagai gugatan hukum di Amerika Serikat dan nilai saham yang anjlok.

F45, atau 'Functional 45', bermula dari sebuah ruangan 'gym' di Sydney pada tahun 2012, sebelum menjadi salah satu 'franchise' pusat kebugaran yang berkembang paling cepat di dunia.

F45 memiliki 2.000 cabang di 66 negara, termasuk di Amerika Serikat, Inggris, bahkan lebih dari 15 cabang di Indonesia.

Dengan menawarkan gerakan dengan intensitas cepat selama 45 menit, awalnya F45 mendapat dukungan dari sejumlah selebriti, termasuk Mark Walhberg. 

Mark pernah mendampingi pendiri sekaligus direktur eksekutif F45 Adam Gilchrist, saat perusahaan termasuk mulai tercatat dalam bursa saham di New York dua tahun lalu.

Pada awalnya bisnis ini menjanjikan, meski mengalami kerugian selama pandemi COVID-19. Namun nilai F45 diperkirakan mencapai US$1,4 miliar dengan saham dijual seharga US$16,10 per lembar. 

Daya tarik utama bagi yang ingin membuka 'franchise' F-45 adalah rencana untuk melebarkan sayap dengan membuka 23 ribu pusat kebugaran di seluruh dunia.

Namun janji tersebut tidak menjadi kenyataan.

Adam tetap menjadi anggota dewan komisaris namun mundur dari jabatan direktur eksekutif bulan Juli tahun lalu, ketika target keuntungan tidak tercapai, dan 110 staf diberhentikan dan memangkas rencana ekspansi.

Atlet selebriti seperti pesepak bola David Beckham dan pegolf Greg Norman menggugat F45 di pengadilan Amerika Serikat, dengan tuduhan jika perusahaan tersebut belum membayar utang sebesar US$15 juta untuk membayar mereka mempromosikan merk F45.

Beberapa firma hukum AS juga melihat kemungkinan sejumlah investor akan melakukan 'class action' atas jatuhnya harga saham perusahaan, dengan angka terbaru diumumkan pekan lalu.

Firma hukum AS Lifshitz Law mengatakan dalam sebuah pernyataan jika pihaknya sedang menyelidiki apakah "strategi pertumbuhan cepat F45 tidak berkelanjutan, bergantung pada franchisee [pewaralaba] yang membuka banyak lokasi dalam waktu singkat dan/atau bergantung pada franchisee yang membutuhkan hampir 100 persen pembiayaan operasi mereka untuk bisa membuka bisnis, sebuah model yang, pada saat IPO Juli 2021, tidak berkelanjutan."

Masalah ini membuat harga saham F-45 turun sebanyak 93 persen dari sempat diatas US$16 menjadi US$1,27.

Banyak cabang di Australia bangkrut

Beberapa pewaralaba F45 di Australia juga mengalami masalah keuangan.

Sekitar 10 persen atau 48 studio F-45 di Australia sekarang ditawarkan untuk dijual.

Kebanyakan dijual di bawah harga dari biaya 'set-up' yang mencapai AU$250.000.

Harga jual terendah adalah AU$49.000 dengan beberapa pemilik 'franchise' bersedia berunding dengan tawaran berapa saja.

Sejak Juli tahun lalu, sembilan studio F-45  berhenti beroperasi dengan pemiliknya berutang ratusan ribu dolar.

ABC sudah berbicara dengan tiga mantan pemilik F-45 yang terpaksa menutup usaha mereka.

Mereka semua tidak mau menyebut nama karena alasan hukum, namun mengatakan F-45 kesulitan pulih dari aturan COVID-19 di tengah industri yang kian ramai dan menawarkan harga lebih murah.

"Orang tidak mau membayar AU$70 per minggu," kata salah satu mantan pemilik.

"Saya kira F-45 sudah lewat masanya, dan orang-orang setelah COVID ingin mencoba hal yang baru," kata pemilik yang lain.

"Mereka tidak melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan zaman."

"F-45 khususnya membuat beberapa keputusan buruk, namun masing-masing franchise juga memiliki masalah mereka sendiri."

Seorang mantan pemilik lain mengatakan kepada ABC alasan ia baru saja menutup usahanya berhasil karena harga 'franchise' yang terlalu mahal.

Direktur eksekutif F45 Luke Armstrong mengatakan harga 'franchise' mereka saat ini bersaing dengan yang lain di pasaran.

Dia mengatakan perusahaannya memfokuskan diri mendukung pemilik bisnis kecil dalam mengoperasikan F45.

"Ketika Anda adalah pemain sekelas kami di industri franchise, adalah hal yang wajar jika muncul pasar sekunder," kata Luke, sambil menambahkan F45 belum membuka 'franchise' baru di Australia selama beberapa tahun terakhir.

"

"Saat ini kami fokus pada hal-hal yang bisa kami kontrol, yaitu membantu franchisee yang ada sehingga mereka bisa memberikan layanan terbaik di komunitas lokal."

"

F45  menurun, persaingan meningkat 

Analis industri IBISWorld Ekaterina Ezhova mengatakan pangsa pasar F45 di Australia turun dari angka 8,3 persen di tahun 2017-2018 menjadi 6,7 persen di tahun keuangan sekarang.

"Ketika perusahaan ini masuk ke pasar, mereka menawarkan pendekatan unik. Namun perusahaan mencapai titik jenuh di pasar karena munculnya sejumlah pemain baru yang menawarkan produk dan jasa yang hampir sama," jelasnya.

Menurutnya dengan naiknya biaya hidup di Australia sekarang ini, banyak pelanggan yang tidak mampu membayar biaya keanggotaan AU$65-70 per minggu dan berpindah ke yang lebih murah atau belajar langsung dari internet.

Pakar hukum masalah 'franchise', Jenny Buchan dari UNSW, mengatakan strategi ekspansi 'franchise' F45 yang cepat memang memberikan pemasukan besar bagi perusahaan induk, namun masing-masing 'franchisee' kemudian jadi saling bersaing.

Di Sydney, tempat Jenny tinggal, ia melihat belasan studio F45 dengan beda jarak hanya beberapa kilometer.

"

"Yang saya ingin tahu adalah seberapa banyak persaingan yang mereka miliki, dan seberapa hati-hati mereka di lokasi itu setelah ada franchisee yang juga beroperasi," kata Jenny.

"

Rekreasi dan seni, termasuk gym, adalah sektor paling berisiko ketiga setelah industri transportasi makanan dan minuman serta grosir, karena konsumen mengencangkan ikat pinggang mereka, menurut firma pelaporan kredit CreditorWatch,

"Ada penggantinya," kata kepala ekonom di CreditorWatch Anneke Thompson.

"Orang dapat memilih untuk olahraga di rumah atau berlari, dan ini jadi tantangan besar."

Apa selanjutnya bagi F45?

Di Amerika Serikat, F45 Training Holdings mendapatkan suntikan dana tunai bulan lalu, sebesar US$90 juta dari konsorsium investor yang dipimpin oleh Kennedy Lewis, yang mengajukan tawaran pengambilalihan sebesar US$4 per saham untuk di bulan Oktober.

Namun, bantuan finansial belum cukup untuk memuaskan analis pasar seperti Baird Equity Research di Amerika Serikat, yang pekan lalu menurunkan perkiraan harga F45, setelah perusahaan ini gagal menyerahkan pembaruan keuangan terbarunya dengan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat.

Profesor Jenny sebagai pakar hukum warlaba memperingatkan masalah di kantor pusat F45 bukan jadi pertanda baik bagi franchisee lokal.

"Ketika orang mendengar bahwa pemilik waralaba tidak dalam kondisi baik, orang belum tentu mendukung merek tersebut karena mereka akan takut; mereka kehilangan uang jika pemilik waralaba bangkrut."

Tapi Luke masih yakin dengan masa depan cerah bagi F45. 

Ia mengatakan peningkatan modal baru-baru ini akan memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi.

"Kami adalah kisah sukses yang lahir dan dibesarkan di Australia," katanya.

"Kami melanjutkan pekerjaan, kami sangat fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kami. Kami memiliki rangkaian inovasi yang sangat menarik untuk tahun 2023."

"Kami fokus pada pemasaran merek, pemrograman atletik kami, yang kami yakini sebagai yang terbaik di pasar teknologi informasi, yang merupakan landasan dalam cara kami mengoperasikan bisnis, dan juga pelatihan dan pendidikan," tambahnya.

"Kami akan melakukan investasi besar di kantor pusat."

"Sekali lagi, fokus dan prioritas utama kami adalah mendukung franchisee kami, banyak di antaranya adalah pemilik usaha kecil."

Artikel ini dirangkum dan diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News