‘Bananas in Pyjamas’ Simbol Budaya Pop Australia
Jika menyangkut simbol budaya pop Australia, sosok kembar dari karakter tayangan ‘Bananas in Pyjamas’ yakni B1 dan B2 mungkin tidak segera muncul dalam pikiran anda, namun jangkauan global dari karakter ini akan mengejutkan Anda.
Apakah ikon Australia yang menurut anda paling dikenal secara internasional? Pada upacara penutupan Olimpiade Sydney 2000, panitia menampilkan sosok pegolf hebat, Greg Norman yang berdiri di atas kendaraan berbentuk hiu raksasa dalam barisan parade, dan juga model Elle MacPherson.
Tapi di antara penampilan keduanya, keluarlah tiga beruang teddy, satu tikus dan dua buah pisang di tangga sebuah kendaraan beroda lainnya [dalam parade itu].
Bagi orang Australia yang telah tumbuh besar dengan mendengar lagu-lagu ‘Bananas in Pyjamas’ yang diputar di sekolah-sekolah, atau menonton acara televisi yang ditayangkan sejak tahun 1992, melihat B1 dan B2 mendapat sorakan yang meriah di Stadion Australia ketika itu merupakan sebuah momen nostalgia.
Tapi bisa jadi itu juga merupakan sesuatu yang mengejutkan – apa tanggapan dunia melihat kehadiran pisang berukuran besar yang mengenakan baju piyama bergaris biru dan putih ini?
Tapi faktanya, ‘Bananas in Pyjamas’ mungkin telah menjadi dua warga Australia yang paling dikenal dalam pertunjukan malam itu.
Program televisi yang disiarkan di seluruh dunia ini, didistribusikan secara internasional melalui video rumahan dan layanan streaming dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Prancis, Arab dan Mandarin.
Dari 2,5 juta orang yang mengikuti halaman Facebook resmi mereka, lebih dari 400.000 orang berasal dari Amerika Serikat dan Meksiko.
Sementara di Venezuela, Mesir dan Yordania, masing-masing memiliki jumlah pengikut lebih banyak daripada jumlah penggemar ‘Bananas in Pyjamas’ yang bisa ditemukan di Australia, yang jumlahnya sekitar 29.000.
Sosok B1 dan B2, telah sukses mendapatkan banyak penggemar internasional.
Nostalgia penggemar
Salah satu penggemar ‘Bananas in Pyjamas’ adalah Alan Leung, sekarang tinggal di Saskatchewan, Kanada.
“Saya ingat pernah menontonnya ketika saya berusia sekitar enam atau tujuh tahun,” katanya.
“Saya baru saja pindah ke Kanada dari Hong Kong dan tidak mengerti bahasa Inggris dengan baik, tapi lagu-lagunya yang bagus dan antik serta konyol dalam menghadapi hal-hal dalam kehidupan nyata benar-benar menarik perhatian saya.”
Sebagai anak di Massachusetts, Amerika Serikat, Andrew Silva pernah dihadiahkan dua buah boneka pisang oleh bibinya.
Dia belum pernah mendengar tentang program ‘Bananas in Pyjamas’, tapi kemudian dia melihat salinan program itu di kaset VHS di toko video di tempat tinggalnya.
“Saya mulai menonton acara mereka dan ketagihan,” katanya.
“Saya masih menganggap diri saya adalah seorang penggemar ‘Bananas in Pyjamas’ karena mereka adalah salah satu hal pertama yang terlintas dalam pikiran saya ketika memikirkan apa saja yang saya lakukan ketika berusia antara empat dan delapan tahun.”
Bagi Andrew Silva, program ini juga telah memicu ketertarikannya sepanjang usianya mengenai Australia, dia bahkan mengikuti [kompetisi sepak bola profesional nasional paling bergensi di Australia] -A-League.
“[Program Bananas in Pyjamas] membuat saya berpikir bahwa Australia harus menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi,” katanya. “Sampai hari ini, saya masih ingin berkunjung ke Australia.”
Di Karachi, Pakistan, Shamayale Khattak mengenal program Bananas in Pyjamas’ melalui permainan komputer, ‘It’s Fun Time’. Ingatannya tidak begitu jelas, tapi sentimental.
“Ada tikus ungu yang profesinya koki dan meminta kami [pemain] untuk membantu beberapa pesanan,” kata Khattak, mengacu pada karakter permainan ‘Rat in a Hat’.
Pemain diberi tugas membuat Rat sandwich, memilih dari sepiring ramuan yang termasuk selada, salami dan ikan utuh.
“Saya sering bereksperimen dengan itu. [Saya suka] bagaimana koki itu bereaksi terhadap berbagai bahan yang akan saya masukkan.”
‘Ibu’ Bananas in Pyjamas
Di seluruh Asia, program Bananas in Pyjamas disiarkan di Australia Plus TV, layanan internasional ABC.
TV Australia Plus saat ini disiarkan di 39 negara di Asia dan Pasifik, menjangkau lebih dari 140 juta rumah. Bananas in Pyjamas ditayangkan tujuh hari dalam sepekan.
Popularitas, B1 dan B2 di kawasan ini telah menyebabkan keduanya beberapa kali menggelar penampilan langsung di pusat-pusat perbelanjaan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, serta tur ke India.
Di Thailand, keduanya tampil di Bangkok Comic Con, sebuah konvensi budaya pop terbesar di Asia Tenggara, selama tiga tahun berturut-turut, B1 dan B2 tampil di acara Thai Breakfast television, dan bahkan pernah menjadi tamu di Kedutaan Besar Australia di Bangkok.
Eksekutif pemasaran Australia Plus TV , Jo Price adalah pendamping mereka di Asia dan Pasifik – sebuah peran yang menuntut kualitas seorang ibu dari waktu ke waktu.
“Saya telah membantu mengatur segala sesuatunya mulai dari upacara penandatanganan dengan politisi Shanghai senior sampai event grand final AFL di Bali,” katanya. “Tapi tetap saja, tidak ada yang sebanding dengan mendapat gelar ‘Banana Mummy’ alias ‘ibu dari Bananas in Pyjamas’.”
Julukan ‘Ibu dari Bananas in Pyjamas’ ini diberikan kepadanya oleh seorang anggota kru di belakang panggung pada penampilan ‘Bananas in Pyjamas’ di Indonesia.
“Ketika itu di Jakarta, karena B1 dan B2 sedang menunggu untuk naik ke atas panggung,” Price menjelaskan. “Saya meluruskan jaket B2 dan memastikan tali sepatu mereka diikat erat, dan saya dijuluki ‘Banana Mummy’ oleh seorang kru panggung yang usil.
“Ini julukan yang saya sukai.
“Memastikan mereka memiliki piyama yang bersih, ruangan berganti pakaian yang besar yang sesuai dengan tinggi dari si pisang kembar ini mereka bepergian dengan selamat dan tidak dinakali.”
Diterjemahkan 20/7/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.