ABC

Australia Sudah Deportasi Enam Orang Karena Bawa Makanan Tanpa Dilaporkan

Petugas pabean Australia semakin ketat memeriksa barang bawaan penumpang berupa makanan. Bahkan sudah banyak pelanggar yang dideportasi untuk memberi efek jera.

Tindakan ini dilakukan berkenaan dengan kekhawatiran bahwa bahan makanan terutama yang belum dimasak berisi kuman dan penyakit yang bisa menyebar dan menghancurkan industri makanan di sini.

Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah serangan virus flu Afrika pada babi yang sudah terjadi di banyak negara dan dikhawatirkan bisa masuk ke Australia.

Sejauh ini serangan virus flu Afrika ini sudah memusnahkan 25 persen stok ternak babi di seluruh dunia, dan akibatnya antara lain harga daging babi di Australia sejauh ini melonjak lebih dari 40 persen.

Menurut laporan harian The Australian, di tahun 2019 sudah ada enam orang yang hendak masuk ke Australia dipulangkan lagi ke negara asal mereka karena membawa bahan makanan yang tidak dilaporkan sebelumnya.

Pembatalan visa paling akhir yang dilakukan oleh Pasukan Perbatasan Australia (ABF), badan yang mengurusi masalah imigrasi dan beacukai di Australia adalah terhadap seorang warga asal Polandia.

Di Polandia sendiri sudah merebak virus flu babi dan yang paling baru terjadi di sebuah peternakan yang memiliki 8 ribu ekor babi.

Plastic bags filled with uncooked pork, eggs and other foods illegally brought into Australia in a traveller's luggage.
Pemeriksaan mengenai barang bawaan terutama bahan makanan semakin ketat di bandara Australia.

Supplied: Australian Border Force

Kasus pertama pembatalan visa yang mendapat banyak pemberitaan terjadi tanggal 12 Oktober lalu di Bandara Internasional Sydney .

Ketika itu seorang penumpang perempuan asal Vietnam yang tidak disebutkan namanya kedapatan membawa daging babi mentah seberat 4,6 kg, telur rebus 470 gram, dan beberapa kilogram makanan lain seperti sotong, telur puyuh, buah dan bawang putih.

Menurut The Australian, sejak itu dua orang lainnya mendapat pembatalan visa di Perth (Australia Barat), satu di Melbourne dan satu orang lagi di Sydney.

Tidak boleh masuk lagi selama tiga tahun

Selain dideportasi dan tidak bisa menginjakkan kaki di Australia, mereka juga kemudian dilarang untuk mengajukan visa lagi untuk berkunjung ke Australia selama tiga tahun.

Robyn Martin, kepala bagian biosekuriti hewan di Departemen Pertanian Australia pembatalan visa dan deportasi ini merupakan tindakan serius untuk memperingatkan para pelancong untuk tidak membawa bahan makanan yang bisa membahayakan industri makanan di sini.

Para agen perjalanan dan juga maskapai penerbangan sudah mendapat pemberitahuan mengenai hal tersebut, dan juga berbagai poster sudah dipasang di bandara untuk memperingatkan pelancong akan seriusnya ancaman virus flu Afrika bagi Australia.

Negara terdekat dari Australia sudah terkena virus flu Afrika adalah Timor Leste.

Bulan September lalu terjadi wabah yang mempengaruhi sekitar 40 ribu ekor babi dan sejauh ini dilaporkan lebih dari 100 kasus di berbagai tempat dan pihak berwenang sudah memusnahkan 405 babi di dekat Dili.

Simak berita-berita lainnya dari ABC Indonesia