Australia Merilis Kajian Strategis Pertahanannya, Begini Reaksi Sejumlah Negara
Pekan ini PM Australia, Anthony Albanese, dan Menteri Pertahanan, Richard Marles, menjabarkan apa yang disebut perubahan terbesar mengenai kebijakan pertahanan Australia sejak Perang Dunia kedua.
Kajian Strategis Pertahanan (KSP) tidak mengejutkan negara-negara Asian dan Pasifik.
Laporan ini juga tidak sedramatis dibanding tahun 2021 saat Perdana Menteri yang menjabat saat itu, Scott Morrison mengumumkan rencana AUKUS, yaitu rencana pengembangan kapal selam nuklir bersama Inggris dan Amerika Serikat.
Pengumuman AUKUS tersebut menimbulkan kecaman besar dari China dan juga tentangan dari beberapa negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia.
Sebagian disebabkan karena rencana tersebut sangat dirahasiakan sehingga mengejutkan negara-negara itu.
Jadi, bagaimana reaksi negara-negara tetangga Australia? Apa yang akan terjadi dalam beberapa minggu dan bulan ke depan?
Indonesia dan negara Asia Pasifik
Sejauh ini negara-negara Asia Tenggara tidak memberikan tanggapan apa pun terkait KSP.
Ini berbeda dibanding saat proyek kapal selam nuklir sebagai bagian dari proyek AUKUS diumumkan.
Terutama Indonesia yang marah karena tidak mendapat bocoran sebelumnya sementara Malaysia mengatakan ini akan meningkatkan perlombaan persenjataan di kawasan sehingga mengancam perdamaian.
Sejak itu pejabat Australia sudah berusaha memberikan jaminan untuk menenangkan negara-negara di kawasan dengan memberikan konteks mengenai proyek tersebut dan mengatakan tidak ada keinginan Australia untuk membangun teknologi senjata nuklir.
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menentang program AUKUS adalah negara yang sama yang khawatir dengan pengembangan kekuatan pertahanan Australia yang menimbulkan ketegangan yang meningkat dengan China.
Negara ASEAN lain yang tidak mempermasalahkan program kapal selam nuklir Australia besar kemungkinan juga tidak akan banyak memberi perhatian terhadap kajian strategis pertahanan terbaru ini.
Para diplomat Australia yang harus menjelaskan kebijakan terbaru ini besar kemungkinan harus bekerja lebih keras di negara seperti Indonesia dan Malaysia dibandingkan di negara seperti Vietnam, Filipina dan Singapura.
Dan reaksi dari kalangan Pasifik? Sejauh ini juga tidak ada.
Pemerintah Australia tampaknya yakin bahwa KSP ini tidak akan menimbulkan reaksi berlebihan dari Pasifik seperti yang terjadi terkait proyek kapal selam nuklir.
Namun, negara-negara Pasifik yang khawatir dengan bagaimana banyak negara, bukan hanya Australia, sekarang berlomba meningkatkan kemampuan militer mereka, tampaknya juga tidak akan nyaman melihat isi KSP.
China
Karena China merupakan alasan utama perubahan kebijakan pertahanan strategis Australia secara geopolitik di Asia, maka reaksi dari Beijing menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu.
Dalam dokumen kajian versi untuk publik, tidak disebutkan peran apa yang akan dilakukan Australia bila terjadi konflik regional dengan China, tapi dalam dokumen versi untuk kalangan tertentu, masalah tersebut pasti dibahas.
Pengembangan militer China saat ini "adalah yang paling ambisius dan paling besar yang dilakukan sebuah negara sejak berakhirnya Perang Dunia kedua" dan mengatakan dilakukan "tanpa adanya transparansi dan penjelasan terbuka mengenai niat strategis China di kawasan Indo-Pasifik", menurut dokumen versi publik tersebut.
Australia juga terus membangun kemampuan pertahanan untuk menunjukkan kekuatannya mereka di kawasan, dengan lebih banyak lagi membeli rudal jarak jauh.
Para pengamat menilai, alasan di baliknya sangat jelas, bahwa pemerintah Australia ingin memastikan China sebagai kekuatan besar di masa depan akan memperhatikan hal tersebut.
Australia juga akan berkontribusi pada pendekatan kolektif kawasan, termasuk dengan sekutu dekat, untuk mencegah agresi dari China di titik-titik penting.
Namun sejauh ini, reaksi dari China terhadap dokumen tersebut sudah bisa diduga dan tidak keras.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, China Mao Ning, bersikeras mengatakan kebijakan strategis China adalah untuk "mempertahankan diri" dan negeri itu berkomitmen pada perdamaian.
"Kami tidak memberikan tantangan bagi negara mana saja," katanya.
"Kami berharap negara tertentu tidak menggunakan China sebagai alasan untuk mengembangkan pertahanan dan berhenti menggunakan narasi "ancaman dari China."
Amerika Serikat dan Jepang
Baik Washington dan Tokyo dengan cepat mengeluarkan pernyataan tentang KSP dengan memuji strategi baru dan respons dari Australia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan ini adalah "contoh terbaru mengenai peran penting Australia dalam mempertahankan kawasan Indo-Pacific yang bebas dan terbuka."
"Tinjauan ini menunjukkan komitmen Australia untuk menjadi garda terdepan dalam menggabungkan kemampuan terbaru di tubuh Angkatan Bersenjata Australia untuk memungkinkan Australia memenuhi tantangan global dan regional, selain juga membuat aliansi kami yang tidak terpecahkan dan semakin kuat," katanya.
Kementerian Pertahanan Jepang mengeluarkan pernyataan "menyambut baik" KSP yang akan "memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan stabiliitas di kawasan Asia Pasifik dengan memperkuat kemampuan pertahanan Australia."
Ini tidaklah mengejutkan. Baik Washington dan Tokyo memang ingin Australia meningkatkan kemampuan pertahanan sehingga bisa semakin disegani sebagai kekuatan di Asia.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.