Australia Akan Batasi Ekspor Gas Demi Turunkan Harga Domestik
Pemerintah Federal Australia mengambil langkah lebih lanjut untuk mencoba menurunkan harga gas. Mereka mengumumkan akan menindaklanjuti rencana untuk membatasi ekspor gas dalam upaya mengatasi kekurangan dalam negeri yang menyebabkan harga tinggi di Australia.
Menteri Sumber Daya Australia, Matt Canavan, mengatakan, 65.000 orang bekerja di industri dimana gas setidaknya mencapai 15 persen dari biaya operasional.
"Kami bertindak untuk melindungi pekerjaan, karena gas untuk bisnis ini adalah kebutuhan pokok serta bahan utama dari bisnisnya," kata Senator Canavan.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, tak memberi keterangan spesifik tentang seberapa besar pengaruh kontrol ekspor terhadap harga.
Namun ia mengatakan, harga grosir telah turun sejak ia pertama kali menelurkan ide tersebut awal tahun ini.
“Bagaimana mereka menerjemahkannya ke dalam harga eceran atau harga untuk pengguna industri adalah hal lain, tapi di pasar grosir, di pasar instrument keuangan, Anda telah melihat harganya turun,” sebut PM Turnbull.
Ia berpendapat, tak akan mungkin bisa diterima jika Australia yang menjadi pengekspor LNG terbesar di dunia, memiliki kekurangan pasokan gas di pasar domestik willayah pantai timurnya.
Dalam upaya terpisah untuk menurunkan harga, PM Turnbull mengumumkan bahwa ia ingin menghentikan jaringan energi untuk bisa mengajukan banding atas keputusan regulator mengenai apa yang bisa mereka bayar.
Perdana Menteri juga meminta operator pasar energi (AEMO) untuk menentukan dampak yang tepat dari penutupan lebih banyak pembangkit listrik yang diperkirakan terhadap harga energi selama dekade berikutnya.
Ia mengatakan bahwa AEMO kemudian seharusnya memberikan saran tentang cara terbaik untuk memastikan pasokan listrik yang andal dan terjangkau tersedia.
PM Turnbull juga tak mengesampingkan kemungkinan Pemerintah Australia untuk berinvestasi atau membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru jika AEMO mengatakan pembangkit itu dibutuhkan.
Diterjemahkan pukul 09:30 AEST 21/6/2017 oleh Nurina Savitri dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.