ABC

Aung San Suu Kyi Hadapi Tuduhan Genosida di Mahkamah Internasional

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi bertolak ke Den Haag, Belanda, untuk menghadapi tuduhan genosida terhadap umat Islam Rohingya di Mahkamah Internasional PBB. Ribuan warga turun ke jalan melepas peraih Nobel Perdamaian ini.

Suu Kyi tampak menebar senyum ketika berjalan menuju bandara Naypyitaw, didampingi sejumlah pejabat setempat, Minggu (8/12/2019). Sehari sebelumnya ribuan warga berkumpul di kota itu dan menggelar doa bersama untuknya.

Kerumunan massa kembali terjadi sore harinya untuk melepas belasan pendukung yang akan bergabung dengan Suu Kyi di Den Haag. Sepanjang pekan ini juga direncanakan akan digelar aksi demo.

Tuduhan genosida yang dilakukan Myanmar diajukan ke Mahkamah Internasional oleh Gambia, sebuah negara kecil di Afrika Barat yang berpenduduk mayoritas Muslim.

Proses persidangan akan berlangsung tiga hari dari tanggal 10 hingga 12 Desember 2019.

Dalam persidangan itu Gambia akan meminta majelis hakim PBB yang beranggotakan 16 orang agar menetapkan “langkah sementara” untuk melindungi warga Rohingya, sebelum materi gugatannya disidangkan secara penuh.

A man helps an elderly woman and a child along a path.
Tuntutan Gambia menyebut Myanmar telah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan massal terhadap orang Rohingya.

AP: Bernat Armangue

Lebih dari 730.000 warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017 setelah militer negara itu memimpin penumpasan brutal.

Menurut PBB, penumpasan dilakukan dengan “niat genosidal” dan termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan.

Pada Oktober 2018, Australia mengenakan pencekalan dan sanksi lain terhadap lima jenderal Myanmar yang dituduh memimpin penumpasan orang Rohingya.

Demonstrasi pro-Suu Kyi berlangsung di kota-kota besar sejak diumumkan bahwa dia akan datang langsung ke Mahkamah Internasional.

Papan reklame berisi fotonya dengan tulisan “We stand with Suu Kyi” (Kami mendukung Suu Kyi) bermunculan di seluruh Myanmar, termasuk di Bagan, kota bersejarah yang menjadi daya tarik utama bagi para turis asing.

Pada hari Sabtu, ribuan orang menggelar aksi unjukrasa di Naypyitaw, sementara para pejabat mengadakan doa bersama di Katedral St Mary di bekas ibukota Yangon.

Tampak hadir Menteri Agama Thura Aung Ko, sosok yang dikenal vokal menghina kaum minoritas.

Myanmar's leader Aung San Suu Kyi, right, shakes hands with Chinese Foreign Minister Wang Yi, left.
Aung San Suu Kyi bertemu Menlu China Wang Yi di Istana Presiden di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (7/12/2019).

AP: Aung Shine Oo

Menteri Agama Myanmar ini tahun lalu bahkan menyebut para pengungsi Rohingya di Bangladesh sedang “dicuci-otak” untuk “menyerbu” Myanmar yang mayoritas beragama Budha.

Sebelum berangkat ke Den Haag, Suu Kyi bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dan membahas kerjasama yang lebih kuat.

“Aung San Suu Kyi berterima kasih kepada China atas dukungan dan bantuannya dalam menjaga kedaulatan nasional Myanmar, menentang campur tangan asing, dan mempromosikan pembangunan sosial ekonomi,” pejabat Deplu China Zhao Lijian.

Reuters/ABC