ABC

Aretha Brown, Perdana Menteri untuk Parlemen Pemuda Australia

Aretha Stewart-Brown adalah perempuan Aborijin muda, bersemangat dan tidak akan meminta maaf hanya karena menyuarakan pendapatnya.

“Saya selalu mendapat pertanyaan seperti ini kapan saja, ‘Aretha, Anda sangat blak-blakan’ dan ‘Saya tak percaya Anda begitu percaya diri membicarakan hal ini’,” tuturnya.

“Dan lalu komentar saya, ya apa yang Anda harapkan?,” sambungnya.

Siswi Melbourne yang berusia 16 tahun ini adalah sosok yang semakin akrab di tengah komunitas Aborijin dan tahun lalu, ia muncul menjadi pemimpin yang berpotensi.

Pada bulan Januari, Aretha berbicara di depan puluhan ribu orang -yang memenuhi jalanan Melbourne pada momen Australia Day (hari nasional Australia) -yang mendesak agar tanggal peringatan hari nasional ini diubah.

Ia mengatakan kepada kerumunan massa bahwa warga Aborijin telah lama menjadi bahan pembicaraan, bukannya diajak bicara.

Beberapa tahun sebelumnya, Aretha sempat berpidato dalam upacara di Kuil Peringatan Victoria dan sangat kritis terhadap kondisi yang mengharapkan tentara Aborijin -seperti kakeknya -untuk bertempur bahkan ketika mereka tidak diizinkan untuk memilih.

Jadi ketika Parlemen Pemuda Aborijin Nasional digelar bulan lalu, hal yang wajar jika Aretha turut hadir dan sekali lagi menyuarakan pendapatnya.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull bertemu dengan para delegasi saat kunjungan mereka ke Camberra.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull bertemu dengan para delegasi saat kunjungan mereka ke Camberra.

ABC News: Jake Evans

Simulasi Parlemen ini mengundang 50 delegasi muda Aborijin dari seluruh Australia untuk datang dan memperdebatkan sejumlah isu yang penting bagi mereka dan berinteraksi dengan para pemimpin politik.

Pada pertemuan tahun ini, Aretha menjadi perempuan pertama sekaligus peserta termuda yang terpilih menjadi Perdana Menteri sebagai bagian dari program tersebut.

“Saya pikir itu akan memengaruhi pemilihan, tapi sepertinya tak ada yang keberatan. Saya pikir mereka tak memedulikan usia dan menyadari bahwa saya bersedia untuk bersuara dan bersuara untuk mereka,” ujar Aretha.

Masyarakat bangga

Kini, Aretha tinggal di barat Melbourne, tapi sebagian besar masa kecilnya dihabiskan di Nambucca Heads di utara negara bagian New South Wales -wilayah Gumbaynggir.

“Masyarakat cukup bangga dengan saya. Ini adalah komunitas yang sangat kecil, ada tingkat penahanan yang sangat tinggi dan tak banyak warga Aborijin yang lulus SMA,” tuturnya.

Ia menambahkan, “Bahwa beberapa gadis dari Nambucca telah berhasil sejauh ini, saya pikir ini memberi sedikit harapan bagi masyarakat setempat.”

Aretha mengatakan bahwa orang tuanya sadar secara politis, walau tidak aktif, tapi baginya politik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.

"Sebagai warga Aborijin, Anda dilahirkan dalam dunia politik, itu mengendalikan hampir semua aspek kehidupan Anda," kata Aretha.

“Saya bahkan tak perlu menjelaskan secara rinci, saya kira Anda bisa berasumsi,” sambungnya.

Di Parlemen Pemuda, para delegasi memperdebatkan isu seputar pendidikan dan kesehatan mental, dan memperkenalkan rancangan undang-undang untuk mengatasinya.

Seperti Parlemen sesungguhnya, suasana sidang beberapa kali memanas dan konsensus tak selalu dicapai.

Meski demikian, pengalaman ini terus membangun semangat Aretha untuk menjadi lebih aktif secara politik di masa mendatang -bahkan jika ia tak memiliki keyakinan penuh terhadap proses politik.

Skip Facebook

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

FACEBOOK: Tim Watts

Kepercayaan tumbuh perlahan

Aretha melihat cukup bukti di Australia untuk mempercayai hubungan antara warga Aborijin dengan dan Pemerintah menjadi lebih kuat.

“Perlahan kepercayaan itu tumbuh,” sebutnya..

“Tapi setelah bertahun-tahun -dan saya tak akan menahan hal ini -tidak memiliki kepercayaan terhadap sistem politik dan pemerintahan, sekolah dan agama, semua aspek itu, ini adalah proses yang sangat sulit untuk membangun kembali jenis kepercayaan itu,” tambahnya.

Aretha menginginkan lebih banyak warga Aborijin terwakili di Parlemen, dan ia tak ingin mereka ditempatkan dalam peran-peran yang berhubungan dengan masyarakat adat.

Aretha bergabung bersama 49 delegasi lainnya di Parlemen Muda.
Aretha bergabung bersama 49 delegasi lainnya di Parlemen Muda.

Supplied: AEC

"Saya ingin melihat lebih banyak politisi Aborijin di urusan luar negeri dan pendidikan serta perdagangan dan sains dan semua bidang itu," harap Aretha.

Dan Aretha tidak takut menjadi perubahan yang ingin ia lihat.

“Setelah seminggu ini, saya benar-benar termotivasi untuk berbuat dan mewujudkan ucapan saya dan mengubahnya ke dalam tindakan,” sebut gadis muda ini.

Diterbitkan Selasa 6 Juni 2017 oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.