ABC

Antartika Memberikan Inspirasi Bagi Ilmuwan Perempuan

Sandra Kerbler adalah salah seorang dari 76 ilmuwan perempuan yang terpilih ikut program kepemimpinan Homeward Bound asal Australia untuk melakukan penelitian di Antartika (Kutub Selatan). Berikut cerita pengalamannya kepada Australia Plus.

Saya memiliki latar belakang yang mungkin unik, ibu saya keturunan China asal Malaysia, sementara ayah saya berasal dari Austria.

Dibesarkan di Australia di awal tahun 1990-an, saya tidak merasa berbeda dengan anak-anak lain di sekolah. Sampai sekarang, saya masih tidak bisa berbicara dalam bahasa Kanton (bahasa ibu) dan bahasa Jerman (bahasa ayah). Hal yang saya sesali sekarang.

Namun dengan beranjak dewasa, saya juga belajar untuk menghargai latar-belakang budaya yang unik dalam keluarga, dan saya merasa bangga memiliki keduanya.

Mengejar karir di bidang sains

Woman in pink lab coat holding plant.
Sandra Kerbler dan spesies Arabidopsis thaliana, tanaman yang digunakan untuk meneliti bagaimana tumbuhan bereaksi terhadap suhu rendah.

Supplied: UWA Centre for Learning Technology

Saya selalu tertarik dengan alam. Ketika beranjak dewasa, saya bercita-cita jadi seperti David Attenborough dan ingin menjaid ahli biologi lingkungan.

Namun ketika saya mulai belajar S1 di University of Western Australia di Perth, saya baru menyadari betapa luasnya cakupan bidang biologi. Saya akhirnya menyelesaikan S1 dengan dua pilihan utama, botani (ilmu tumbuhan), dan genetika.

Saat ini, saya sedang dalam proses penyelesaian pendidikan PhD bidang biokimia di Australian Research Council Centre of Excellence in Plant Energy Biology.

Penelitian saya mencoba memahami bagaiman cuaca dingin mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan metabolisme.

Dengan mengetahui proses yang dipengaruhi oleh perubahan cuaca, kami berharap akan bisa mengembangkan spesies tanaman yang lebih mudah beradaptasi dengan perubahan iklim.

Ikut Program Homeward Bound

Homeward Bound adalah program kepemimpinan dan strategis bagi ilmuwan perempuan, dengan lokasi di Antartika (Kutub Selatan).

Dimulai setahun penuh sebelum perjalanan ke Antartika, program ini melibatkan tiga tes psikologi untuk mengerti gaya kepeimpinan kami masing-masing, model pembelajaran, dan bagaimana kami menggunakan ‘intelejen sosial’ dalam kehidupan sehari-hari.

Para peserta juga didorong untuk bekerja di proyek berbeda-beda. Ini adalah cara yang baik untuk bertemu dengan perempuan lain dalam program ini, dan menggunakan ketrampilan kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya menjadi bagian dari proyek pendidikan/outreach, dengan maksud mendorong mahasiswa untuk membangun jiwa kepemimpinan lewat program mentoring dan keilmuan.

People in Antarctic landscape
Melakukan perjalanan ke Antartika adalah petualangan untuk belajar dan meniikmati keindahan alam.

Supplied: Sandra Kerbler

Selama 20 hari perjalanan ke semenanjung Antartika, kami belajar mengenai bagaimana menjadi pemimpin yang konstrukatif, bagaiman melakukan perencanaan jangka panjang, bagaimana menjadi lebih terbuka bagi ilmuwan atau yang bukan ilmuwan, dan bagaimana melakukan komunikasi lebih efektif mengenai penelitian yang kami lakukan.

Tetapi kami juga menikmati petualangan ini.

Setiap hari kami akan mendarat di sebuah pulau atau bahkan di daratan Antartika itu sendiri, hal yang mengagumkan.

Kami melakukan hiking, bermain tobogganing, perang bola salju, dan bahkan ada yang berenang.

Selain pemandangan yang cantik, kehidupan satwa liar di sini juga sangat mempesona.

Anda tidak akan bisa membayangkan bagaimana dikelilingi oleh sekitar 200 ribu penguin, tidak saja pemandangannya, namun juga baunya.

Sebelum adanya program Homeward Bound, saya sebenarnya agak ragu dengan kemungkinan saya akan berhasil menjadi tenaga akademis.

Dari seluruh mahasiswa PhD yang selesai, hanya 0,45 persen yang bisa masuk ke jenjang akademis, dan bagi perempuan jumlah itu lebih kecil lagi.

Homeward Bound telah memberikan saya harapan baru. Bertemu dengan 75 ilmuwan perempuan dari seluruh dunia, yang bekerja di berbagai bidang yaang berbeda, dan di jenjang karir yang berbeda dalam hidup mereka, merupakan pengalaman yang luar biasa.

Homeward Bound telah memberikan saya jaringan pertemanan, dimana saya bisa mencari nasehat, dukungan dan keahlian, dan saya percaya akan banyak kerjasama besar yang muncul di masa depan.

Proyek yang kami lakukan sekarang ini termasuk meningkatkan kesadaran akan ketidaksetaraan gender di bidang sains, dan menerapkan strategi guna mendorong perempuan lebih banyak bergerak di bidang sains di universitas dan di tempat kerja.

Group shot of female scientists onboard a ship.
Ada 76 ilmuwan perempuan dari seluruh dunia yang mengikuti program Homeward Bound di atas kapal Ushuaia.

Supplied: Sandra Kerbler

Perempuan di bidang sains

Perempuan belum banyak yang berada di tingkat tertinggi dalam dunia sains, padahal mereka bisa memberikan sumbangan besar.

Sudah terbukti sebelumnya bahwa tim yang bervariasi dengan kesetaraan gender di dalamnya akan lebih efisien, berani mengambil resiko, dan bisa menyelesaikan masalah lebih efektif.

Kemanusiaan memerlukan seluruh kemampuan kreatif, kerja otak, dan kemampuan menyelesaikan masalah yang kita miliki semua, bila kita ingin menyelesaikan masalah-masalah di dunia ini.

Oleh karena itu penting sekali perempuan ikut ambil bagian dalam keadaan setara di hirarki puncak kepemimpinan, khususnya di dunia sains.

Di awalnya, sebenarnya jumlah pria dan perempuan hampir sama banyaknya di bidang sains, namun ketika karir mereka beranjak ke tingkat profesional, terjadi kesenjangan besar, dengan hanya 10 sampai 15 persen perempuan berada di tingkat tertinggi.

Selain berusaha memberikan inspirasi agar lebih banyak perempuan tertarik berkecimpung di bidang sains, perlu juga dilakukan usaha untuk mempertahankan mereka yang sudah berada di sana.

Ada berbagai masalah yang dihadapi perempuan di saat karirnya menanjak seperti cuti hamil dan melarikan, banyak yang harus bekerja dengan sistem kontrak, dan juga prasangka.

Namun dengan membangun kesadaran lewat program seperti Homeward Bound, mudah-mudahan kita bisa bekerja sama dalam menciptakan kesetaraan gender di dunia sains.

Sandra Kerbler adalah mahasiswi PhD di Australian Research Council Centre of Excellence in Plant Energy Biology, di University of Western Australia, Perth.