ABC

Anjing Liar Rugikan Ekonomi Australia hingga Rp 670 Milyar

Kerugian ekonomi akibat ulah anjing liar terhadap industri penggembalaan ternak di Australia berkisar antara 48 sampai 67 juta dolar per tahun (sekitar 480 sampai 670 milyar rupiah). Para pemilik lahan diperingatkan akan menghadapi denda besar jika tidak ikut ambil bagian dalam program pengendalian anjing liar.

Greg Mifsud, koordinator rencana pengendalian anjing liar nasional yang baru dirilis, mengatakan bahwa penegakan hukum merupakan sesuatu yang perlu jadi pertimbangan pihak berwenang.

"Anjing-anjing liar kini semakin merebak. Menyusup ke berbagai daerah pedalaman," kata Greg Mifsud, dari Co-operative Research Centre for Invasive Pests.

Survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics and Sciences (ABARES) mendapati bahwa anjing-anjing liar juga memberi dampak psikologis signifikan pada para petani.

qld wild dog                                                                                         Para pakar mengatakan, masalah anjing liar jadi kian memburuk.

Rencana Pengendalian Anjing Liar Nasional itu dilansir oleh Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce.

Rencana itu mendapat dana pengendalian sebesar 10 juta dolar di bawah paket bantuan kekeringan, dan mendapat tambahan alokasi 300 ribu dolar untuk koordinasi nasional.

Menurut Greg Mifsud, koordinasi adalah kuncinya. "Anjing-anjing liar itu sangat mobile, mereka tidak berhenti di perbatasan negara bagian," ujarnya.

"Kami butuh orang yang bekerja jauh lebih kolektif," tambah Greg Mifsud.

"Tidaklah mudah memaksakan denda jika kita tidak banyak mendapat partisipasi, jadi apa yang kita sedang konsentrasikan adalah mendidik orang."

Tapi Greg Mifsud berpendapat, pemilik tanah harus menyadari bahwa menolak ikut ambil bagian dalam program pengendalian anjing liar akan berdampak pada properti tetangga.