Anak Meninggal Digigit Ular Ketika Bepergian Dengan Sekolah
Ibu dari seorang anak asal China berusia tujuh tahun yang meninggal dunia karena gigitan ular ketika bepergian dengan sekolahnya telah menggugat pemerintah negara bagian Victoria di Australia.
Selain itu, sang ibu juga menggugat perusahaan penyelenggara perkemahan dimana anaknya menjalani perkemahan di sana di tahun 2013.
Detak jantung Junpeng Tan (7 tahun) berhenti, hal yang dikenal sebagai cardiac arrest ketika ikut dalam perkemahan di Belgrave Recreational Reserve bersama dengan teman-temannya dari kelas 1 SD Rowville di bulan Oktober 2013.
Kantor tim pengacara Maurice Blackburn — yang mewakili ibu Junpeng, Xiaoying Tan mengatakan para guru berusaha melakukan bantuan pernapasan buatan terhadap Junpeng namun anak ini meninggal di Rumah Sakit Anak-anak Melbourne (Royal Children’s Hospital).
Dokter yang melakukan otopsi mengatakan bahwa meski tidak ada bukti adanya luka yang jelas yang bisa menjadi pertanda bagi penyebab kematian, ‘tampaknya beralasan untuk mengatakan bahwa nasib anak yang tidak beruntung ini disebabkan oleh gigitan ular.” kata pernyataan dari Maurice Blackburn.
Dalam dokumen yang disampaikan ke Pengadilan County Victoria, si ibu Xiaoying Tan mengtakan sekolah dan pemilik perkemahan Mount Morton Camp and Conference Centre lalai dalam mengawasi anaknya, dan melalaikan tugas mereka untuk memastikan keselamatan anaknya.
Kematian menyebabkan ibu mengalami depresi
Menurut dokumen yang disampaikan ke pengadilan, Nyonya Tan telah mengalami gangguan depresi sangat berat, post-traumatic stress disorder (ptsd), kecemasan dan perasaan shock sejak anaknya meninggal.
Dia mengajukan gugatan atas cedera yang dialaminya, kehilangan pendapatan dan kehilangan kemampuan untuk mendapatkan pendapatan.
Pengacara Maurice Blackburn Dimi Ioannou, yamg mewakili Tan, mengatakan kliennya sangat menderita.
“Kami menuduh bahwa sekolah gagal melakukan pengawasan memadai, melindungi dan melakukan penjagaan yang benar untuk Junpeng.” kata Ioannou.
“Kami juga menuduh bahwa pemilik tempat berkemah gagal memastikan bahwa tempat mereka aman, dan tanpa resiko atau rintangan yang bisa menyebabkan cedera atau kematian.” lanjutnya.
Nyonya Tan dan putranya baru pindah ke Australia dari China dua bulan sebelum dia meninggal.
Diterjemahkan pukul 15:39 AEST 5/10/2016 oleh Sastra Wijaya.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini