ABC

IMF: Harga Rumah Australia di Atas Rata-Rata

Dana Moneter Internasional atau IMF menyatakan bahwa harga rumah di Australia-terhadap rasio pendapatan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia.

Grafik harga rumah-terhadap rasio pendapatan.
Divisi Pengawasan Perumahan Global di IMF menyebut, harga pasaran global dari rumah telah meningkat secara konsisten selama 2 tahun terakhir.

Lebih lanjut temuan IMF mengungkap, harga rumah saat ini “Sudah melampaui harga rata-rata rumah sepanjang sejarah” di sejumlah negara maju yang meliputi Belgia, Kanada, Australia, Norwegia, dan Swedia.

IMF menemukan, 14 dari 24 negara dengan ekonomi maju memiliki harga pasaran rumah yang di atas rata-rata bila dibandingkan dengan rasio pendapatan, bahkan setelah kemerosotan harga rumah di banyak negara yang disebabkan oleh krisis global.

Sementara banyak negara di berbagai belahan dunia mengalami pemulihan pasar properti, IMF mengutarakan, adalah hal yang sangat penting untuk menghindari lonjakan tak berkelanjutan dari harga rumah seperti yang terjadi pada saat krisis global.

“Riset kami justru mengindikasi bahwa pola lonjakan dari harga rumah didahului oleh sekitar 2/3 dari 50 krisis perbankan sistemik yang terjadi belakangan ini,” ujar Deputi Direktur Utama IMF, Dr. Min Zhu, dalam pernyataannya di dunia maya.

Namun demikian, Dr. Min juga mencatat bahwa berdasarkan pengalaman, harga rumah yang tinggi tidak lantas menandakan adanya krisis.

IMF kemudian juga menyebut bahwa kondisi tersebut tak berarti para pembuat kebijakan boleh terlena.

Ia mendesak lembaga pembuat kebijakan, seperti Bank Sentral dan Otoritas Regulasi Keuangan Australia, untuk merubah sikap ‘abai’ dan gegabah menjadi tanggap terhadap lonjakan harga rumah.

“Perumahan adalah sektor yang penting bagi ekonomi tiap negara dan memiliki dampak sistemik, yang karena itulah kami di IMF fokus terhadap tak hanya satu individu negara, tapi juga terhadap kerangka antar negara,” lanjutnya.

Martin North dari perusahaan konsultan dan penelitian perbankan Australia ‘Digital Finance Analytics’ mengatakan, ada beberapa takaran yang bisa digunakan.

“Kita perlu berpikir apakah aturan permodalan saat ini sudah pantas untuk kredit komersil yang dihadapkan dengan kepemilikan dan kredit investasi,” tambahnya.