Biaya Pelestarian Situs Bersejarah Semakin Bebani Warga Pedesaan
Banyak kota di seluruh penjuru Australia yang memiliki situs atau artefak bersejarah. Niat baik untuk melestarikan artefak bersejarah maupun memorabilia ini belakangan menjadi hal yang semakin membebani warga.
Karoonda merupakan salah satu kota unik di Australia, wilayah ini sangat kaya dengan sejarah perkeretaapian di Australia, khususnya di kawasan Murray-Malle di Timur Adelaide.
Kereta pertama tiba di kawasan ini pada tahun 1912 dan kemudian sarana transportasi ini terus dikembangkan dengan membangun jalur bawah tanah yang sebelum akhirnya penggunaan kereta mengalami penurunan.
Namun masyarakat Karoonda tetap berusaha merawat koleksi memorabilia dari stasiun-stasiun tua, serta sejumlah museum luar ruangan berupa beragam alat pertanian kuno yang tersebar luas di sejumlah tempat serta bangunan-bangunan tua dari era pemukiman.
Seorang pengunjung di kota Karoonda, Alf Loveday mengapresiasi upaya pelestarian yang dilakukan masyarakat Karoonda.
"Sangat mengagumkan bagaimana warga disana menjaga mesin-mesin pertanian tua itu tetap berfungsi dan bisa dipertontonkan kepada generasi muda bagaimana cara kerjanya,” tuturnya.
Namun kebanyakan koleksi bersejarah di Karoonda dikelola oleh relawan dan saat ini banyak yang mengalami kekurangan pendanaan.
Peter Smithson dari Dewan Kota di distrik Murray, Karoonda Timur mengakui upaya pelestarian situs dan artefak bersejarah ini semakin membebani keuangan warganya.
"Menurut saya kondisi yang sama banyak terjadi di kota lain, khususnya Karoonda karena kami memiliki sumber daya dan lokasi bersejarah yang sangat luas, sehingga kami harus berpikir keras untuk mengatasi kondisi ini dan kami yakin kami bisa menemui jalan keluarnya,” katanya.
Pengurangan koleksi
Kota kecil seperti Karoonda saat ini tengah diliputi perdebatan mengenai berapa banyak benda-benda bersejarah yang harus mereka lestarikan.
Dewan kota Karoonda sudah mengambil keputusan mengenai hal itu karena mengaku sudah tidak mampu lagi mengurus benda-benda bersejarah tersebut.
Keputusan itu antara lain adalah menutup museum kereta api dan sejumlah koleksi terkait kereta api lainnya.
Amanda Jones dari kelompok pemerhati sejarah di Australia Selatan menilai masyarakat seharusnya tidak takut untuk mengurangi koleksinya.
"Terkadang, ada begitu banyak barang tiruan dan ada juga barang yang kita tidak ketahui sumbernya, sejarah asal muasalnya, dan terkadang cara terbaik untuk merawat suatu barang adalah dengan mengurangi sedikit jumlah koleksi,” kata Amanda Jones.
Namun tidak semua warga setuju dengan keputusan untuk mengurangi jumlah artefak atau koleksi bersejarah lain di kota ini. Seperti penentangan yang diungkapkan oleh Don Anderson dari Masyarakat Sejarah Karoonda.
"Usul mereka itu tidak bagus untuk masa depan. Saya pikir generasi sekarang tidak memandang sesuatu itu tidak seperti kita dulu,” katanya.
"Penilaian generasi sekarang banyak didasari alasan ekonomi semata,” kritiknya prihatin.