Jaksa Ajukan Surel Lawas Sebagai Bukti Spionase James Ricketson
Pengadilan terhadap sutradara film Australia yang dituduh melakukan spionase, James Ricketson kembali digelar pada hari Kamis (23/8/2018). Pembela mengatakan jaksa penuntut Kamboja tidak memiliki bukti konkret bagi kliennya setelah hanya mengajukan surat elektronik lawas sebagai barang bukti.
James Ricketson, 69 tahun, telah mendekam di penjara Phnom Penh selama 14 bulan dan dituduh mengumpulkan informasi yang dapat membahayakan keamanan nasional Kamboja setelah dia tertangkap sedang menerbangkan drone fotografi diatas sebuah aksi unjuk rasa politik.
Tiga hari menjelang persidangan, jaksa Kamboja akhirnya mengajukan bukti berupa: dua email – satu email ditujukan pada pemimpin oposisi Kamboja dan satu lagi pada seorang pengacara di Australia – dan sekitar selusin foto-foto pemerintah Kamboja sedang berada di tempat kerja atau bersiap menghentikan aksi unjuk rasa.
“Itu saja [buktinya]?” kata James Ricketson dengan nada keheranan usai jaksa Sieng Sok membacakan kasusnya.
“Apakah itu sebabnya saya dikurung selama 14 bulan? Itukah bukti bahwa saya seorang mata-mata? Itukah bukti yang anda ajukan?”
Setelah memulai persidangan dengan tuduhan lain terkait pekerjaan James Ricketson sebagai sutradara film, penuntut memfokuskan dakwaannya pada email yang dikirimkan James Ricketson kepada seorang teman di Australia pada tahun 2015 dimana ia mengatakan bahwa Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang telah lama berkuasa memiliki “senjata, tank, dan 10.000 – unit pengawal pribadi yang kuat “.
“Dari mana anda mendapatkan informasi ini?” jaksa bertanya. “Apa niat anda, dan mengapa anda menulis ini?”
Dalam email kedua yang dipersoalkan, James Ricketson mengatakan kepada pemimpin oposisi Sam Rainsy bahwa dia telah mendengar tentang “selentingan di kalangan wartawan” bahwa ada surat perintah untuk penangkapannya.
“Apakah Anda bekerja untuk Sam Rainsy,” jaksa kembali bertanya. “Mengapa Anda perlu mengiriminya informasi ini?”
James Ricketson menyatakan bahwa email tersebut adalah korespondensi biasa bagi wartawan, seiring dengan upaya jaksa yang berusaha menggiring tuduhan kalau dia telah bersekongkol dengan Sam Rainsy, musuh lama Perdana Menteri Hun Sen yang telah tinggal di Paris sejak 2015 untuk menghindari serangkaian dakwaan bermotivasi politik.
Setelah memeriksa email itu, jaksa menampilkan selusin foto yang diambil dari komputer James Ricketson, yang menunjukkan polisi dan polisi anti huru hara bersiaga di sekitar pemilihan Kamboja 2013 yang disengketakan.
Pihak penuntut menyiratkan bahwa gambar itu diambil dengan pesawat nirawak dan berpotensi diambil di dalam area terlarang.
Ketika sidang pembacaan dakwaan ditutup dan memberikan giliran kesempatan pada tim hukum James Ricketson mengajukan pembelaan, pengacaranya tampak bingung.
“Menurut bukti yang diajukan oleh jaksa, saya tidak perlu menghasilkan pembelaan,” katanya.
“Para hakim dapat melihat fakta dengan jelas. Tidak ada bukti konkret untuk menjatuhkan dakwaan pada klien saya.”
Sidang akan dilanjutkan pada hari Jumat (24/8/2018) dimana James Ricketson terancam hukuman 10 tahun penjara jika terbukti bersalah.