Malaysia Airline Terancam Digugat Kompensasi Tinggi oleh Keluarga Penumpang
Pengacara kompensasi kecelakaan pesawat mengatakan perlakuan pihak Malaysia Airline System (MAS) terhadap kerabat dan keluarga penumpang pesawat MH370 yang tidak simpatik dapat menyebabkan maskapai nasional Australia itu menuai gugatan yang nilainya bisa mencapai jutaan dolar.
Pencarian pesawat MH370 masih berlanjut, namun pertanyaan mengenai cara pemerintah Malaysia menangani musibah ini terus menuai kecaman.
Pejabat Malaysia Airlines misalnya lebih memilih menggunakan SMS dalam menyampaikan keterangan kepada keluarga penumpang bahwa mereka menyimpulkan penerbangan pesawat MH370 berakhir di laut.
Sejumlah anggota keluarga penumpang terus menuntut penjelasan, sebagian dari mereka bahkan masih terus menggelar aksi protes di Kedutaan Besar Malaysia di Beijing pada Selasa kemarin.
Gara-gara perlakuan ini, hampir dipastikan pihak keluarga penumpang akan melakukan litigasi hukum dan banyak pengacara internasional saat ini berkeliaran menawarkan diri untuk mengupayakan bayaran kompensasi besar bagi klien mereka dan diri mereka sendiri.
Dan seiring dengan berlalunya hari-hari tanpa kepastian mengenai reruntuhan pesawat , pertanyaan siapa yang menanggung tanggung jawab hukum kini meruap.
Pengacara maskapai dan kecelakaan pribadi, Jerry Skinner menilai kewajiban keuangan yang harus dibayarkan pihak Malaysia Airlines bisa sangat besar.
"Kebanyakan orang mengajukan gugatan hukum bukan karena mereka telah kehilangan seseorang tetapi karena cara maskapai memperlakukan mereka. Dan Malaysia Airlines telah melakukan pekerjaan yang sangat bagus dalam membuat keluarga penumpang ini marah," katanya kepada PM.
"Saya telah bekerja di setiap bencana udara besar yang telah terjadi di Amerika Serikat, dan khususnya di Atlantik. Saya menangani kompensasi pada kasus pembongan pesawat Pan Am 103, TWA800, Swissair 111, dan EgyptAir 990 yang jatuh karena kasus bunuh diri."
Kompensasi minimum bisa mencapai US$183, 000 per orang
Malaysia Airlines sejauh ini telah menawarkan pembayaran sebesar $5.000 per keluarga sebagai kompensasi untuk biaya sementara menunggu kabar nasih penerbangan naas itu.
Tapi Skinner mengatakan keluarga penumpang layak mendapatkan kompensasi yang besar.
Dia mengatakan ada pembayaran minimum yang harus dibayarkan pihak maskapai sesuai perjanjian multilateral yang dikenal sebagai sebutan Konvensi Montreal.
"Di mulai dengan kewajiban yang sangat ketat dan tanpa mempertanyakan mengenai kesalahan pengelola alat angkutan (carrier), pihak maskapai wajib menjamin bahwa setiap orang mendapat kompensasi dengan jumlah yang sama dengan pembayaran dari maskapai penerbangan yang tidak tergantung pada kelalaian atau kesalahan mereka," katanya.
"Dan nilai kompensasi itu saja saat ini sekitar US$183, 000 per orang, sehingga nilai kompensasi minimum untuk pesawat MH370 yang hilang itu jumlahnya bisa lebih dari US$40 juta."
Sebaliknya, jika pembiaran atau unsur kelalaian ikut dipersoalkan, maka pembayaran dana kompensasinya bisa jadi semakin besar, tapi hal itu sangat tergantung dari keinginan pihak keluarga penumpang apakah mereka memang menginginkan uang kompensasi yang lebih besar.
Dan menurut Skinner jumlah kompensasi itu bisa berubah jauh tergantung dari negara asal penumpang.
"Jumlah pembayaran kompensasi yang dinegosiasikan dengan pemerintah Libya dalam kasus pemboman pesawat PanAm 103, jumlahnya sangat tinggi untuk warga Amerika, tapi hal itu disebabkan karena kebanyakan warga Amerika melaporkan pajak mereka setiap tahun sehingga jumlah pendapatan mereka tercatat dengan baik,” katanya.
"Warga Inggris juga mendapatkan kompensasi yang bagus. Tapi warga Amerika tetap yang tertinggi, karena Amerika punya kerjasama antar departemen dan kita bisa memberikan sanksi terhadap Libya,” paparnya.
Dan menurutnya tidak ada yang gratis dalam mengurus hal terkait hukum seperti ini. Skinner mengaku dalam kasus mengupayakan kompensasi Pan Am dirinya mendapat bayarang sekitar 15% – 20% dari jumlah kompensasi. Dan karena menyangkut jumlah uang yang besar, ia juga mendapatkan uang yang banyak.
Skinner mengatakan ia mengupayakan kompensasi dari kasus pemboman pesawat Pan Am selama 15 tahun dan sempat bernegosiasi langsung dengan tim mantan pemimpin Libya Moamar Gadaffi selama 2 setengah tahun.