Mantan Guru Yahudi di Melbourne Mengaku Gangguan Jiwa di Israel
Mantan kepala sekolah Yahudi di Melbourne, Australia, Malka Leifer akan tetap ditahan sampai hakim Mahkamah Agung Israel menjatuhkan vonis. Terdakwa kini menghadapi banding agar dia jangan sampai mendapat status tahanan rumah.
Pada Rabu pekan ini, Pengadilan Negeri Yerusalem memutuskan Leifer boleh dibebaskan dari tahanan polisi pada Jumat 9 Maret pukul 10:00 pagi. Vonis tersebut diambil setelah pemuka agama Yahudi berpengaruh Rabbi Yitzchak Dovid Grossman memberikan kesaksian meringankan untuk Leifer. Rabbi ini percaya bahwa ditahan di penjara akan “memalukan” dan buruk bagi kesehatan Leifer.
Leifer yang pernah bekerja di sekolah ortodoks khusus perempuan Yahudi bernama Addas school di Melbourne, ditahan polisi Israel sejak 12 Februari 2018. Dia dituduh telah berpura-pura mengalami gangguan jiwa selama tiga tahun terakhir demi menghindari ekstradisi ke Australia.
Leifer dicari oleh pihak Kepolisian Negara Bagian Victoria, Australia, dengan 74 tuduhan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, termasuk tuduhan pemerkosaan.
Dalam persidangan hari Kamis di MA Israel, penuntut umum Matan Atikva mengatakan pembebasan Leifer untuk jalani tahanan rumah dapat mengancam kemungkinan kehadirannya dalam proses ekstradisi di masa depan.
“Kami harus mempertimbangkan bahwa Israel telah menjamin penuh Australia untuk bekerja sama di tingkat internasional,” kata Atikva.
Dia menyampaikan kepada Hakim George Karra, “karena kita bisa membuktikan bahwa dia memalsukan perilakunya maka kita tidak boleh melepasnya dafri tahanan” dan “begitu dia dapat kesempatan, maka dia akan melarikan diri”.
Pihak penuntut merujuk pada putusan pengadilan tahun 2014 yang memungkinkan Leifer berada dalam tahanan rumah selama proses ekstradisi, yang dia hindari terus selama tiga tahun.
“Inilah yang mengubah jalannya sidang ini dan kami tidak bisa mengulangi kesalahan yang sama,” kata Atikva.
Dia juga mengajukan laporan psikiatris dua minggu lalu, setelah dokter yang ditunjuk pengadilan memeriksa Leifer di fasilitas mereka.
Kepada ABC dia menjelaskan laporan psikiatris telah ditandatangani dan disetujui kepala pusat psikiatri Yerusalem yang mengatakan Leifer “sehat untuk menghadapi persidangan pengadilan”.
Pengacara Leifer, Yehuda Fried, berpendapat “kasus ekstradisi akan memakan waktu bertahun-tahun” dan akan buruk bagi kesehatan mental kliennya untuk tetap dipenjara selama persidangan.
“Kita perlu mencari solusi untuk pembebasannya,” kata Fried kepada Hakim Karra.
Fried mengatakan paspor Leifer telah diblokir dan dia tidak mencoba meninggalkan Israel.
“Ke mana dia akan pergi? Dia berasal dari keluarga religius bergengsi di sini,” katanya.
Hakim Karra memerintahkan agar Leifer tetap berada dalam tahanan di fasilitas kesehatan mental sampai dia mengambil keputusan atas permohonan banding tersebut.
Di luar pengadilan, Shana Aaronson dari Jewish Community Watch kepada ABC menyatakan dia berharap hakim MA mengabulkan permohonan banding dan memerintahkan Leifer tetap ditahan.
Aktivis perlindungan anak tersebut mengatakan para warga di komunitas religius Israel marah karena Rabbi Grossman mau menjadi saksi meringankan bagi seorang yang diduga merupakan pelaku kekerasan seksual terhadap anak-anak.
“Dia menerima banyak masukan dari hampir semua orang. Semua orang tidak senang dengan ini dan tak suka karena dia melakukan hal seperti itu. Keterlaluan,” katanya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.