Inilah Pemenang Lomba Berbahasa Indonesia di Australia
Di tahun ketiganya, Lomba Berbahasa Indonesia Tingkat Nasional Australia, atau National Australia Indonesia Language Awards (NAILA), mencatat rekor baru untuk jumlah peserta.
Sally Hill, pendiri sekaligus salah satu direktur NAILA mengatakan, jumlah peserta yang memasukan video mereka berbahasa Indonesia ada 133 orang.
Tema tahun ini adalah ‘Asal-usul Kita/Saya’, atau ‘Our/My Origin(s)’.
“Luar biasa melihat murid-murid sekolah dasar dari kawasan terpencil Australia menceritakan asal-usul mereka, ada juga murid-murid sekolah menengah yang bercerita asal-usul bagaimana mereka cinta bahasa Indonesia,” ujar Sally.
Dan berikut para peraih penghargaan NAILA 2017.
Emily Snell
Kategori Primary
Emily duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar East Manjimup, di kawasan peternakan, sekitar 300 kilometer dari kota Perth, Australia Barat.
Ia sudah belajar bahasa Indonesia selama lima tahun. Emily mengaku jika bahasa Indonesia adalah mata pelajaran kesukaannya.
Saat ditanya cita-citanya, ia ingin belajar jurnalistik dan menjadi dosen. Tapi ia juga ingin punya usaha sendiri, seperti membuka salon.
India Lewis
Kategori Junior
Siswa kelas 8 Christian College, di Geelong, Victoria ini punya alasan mengapa belajar bahasa Indonesia, yakni karena menyukai tantangannya dan ia ingin mengetahui lebih banyak soal budaya Indonesia.
India yang gemar pergi ke pantai memiliki rencana untuk menjadi relawan di Timor Leste pada tahun 2018 mendatang.
Selain bahasa Indonesia, India juga mempelajari bahasa Jepang.
Jack Cheesman
Kategori Middle
Siswa berusia 16 tahun ini duduk di Emmaus Christian College, kota Adelaide, Australia Selatan.
Ia mulai belajar bahasa Indonesia saat pernah tinggal di Indonesia, kemudian melanjutkan kemampuan berbahasa Indonesia hingga sekarang.
Ia memiliki cita-cita untuk keliling Indonesia, untuk mengasah kemampuan berbicara dalam bahasa Indonesia dan supaya lebih memahami budaya Indonesia.
Sarah Bouquet
Kategori Senior
Sarah adalah siswi kelas 12 di Leongatha Secondary College di kawasan pinggiran Victoria. Terinspirasi oleh guru-guru bahasa Indonesia saat ia masih SD adalah alasan mengapa ia ingin terus belajar bahasa Indonesia.
Ia pernah menjadi relawan di Jawa Barat, lewat program Northbound Exchange di tahun 2015-2016, dimana ia duduk di bangku SMA di Jawa Barat selama enam minggu.
Cita-cita penggemar jajanan Indonesia ini adalah ingin menjadi guru musik di Bandung atau Surabaya.
Jane Ahlstrand
Kategori Tertiary
Jane jatuh cinta pada semua hal soal Indonesia sejak usia 16 tahun, saat ia pertama kali ke Bali.
Jurusan bahasa Indonesia kerap menjadi pilihannya mulai dari saat sekolah hingga kuliah, bahkan mengantarkannya hingga ke jenjang S3 di bidang bahasa dan budaya Indonesia.
Penulis blog JembARTan, yang mengangkat tema-tema seni dan budaya Australia dan Indonesia, ini juga adalah pengajar tarian Bali di Queensland.
Joel Grant
Kategori Junior Executive
Joel saat ini bekerja di Jakarta, di sebuah yayasan yang membuka kesempatan bagi anak-anak muda untuk mendapat akses ke pendidikan.
Di tahun 2008, ia membuat keputusan di detik-detik terakhir untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia di University of Sydney.
Ia pernah sekolah selama dua semester di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalam enam tahun terakhir, ia sudah bekerja sebagai relawan di sejumlah yayasan dan organisasi di Indonesia.
Daniel Peterson
Kategori Senior Executive
Daniel sekarang sedang menyelesaikan gelar PhD di Australian Catholic University (ACU) dengan penelitiannya soal tuduhan penghinaan agama yang dijatuhkan pada mantan Gubernur Jakarta, Ahok.
Ia pernah menjadi peneliti di Institute for Religion, Politics, and Society di ACU, sekaligus menjadi kontributor untuk Euro-Islam dan SHARIAsource.
Daniel yang fasih berbahasa Indonesia ini juga memiliki kualifikasi sebagai pengacara.
Catherine Coyne
Kategori: Wild Card
Dalam 10 tahun terakhir, Catherine sudah bolak-balik pergi ke Indonesia, baik untuk liburan atau menjadi relawan.
Catherine yang pernah belajar bahasa Indonesia di Universitas Pasundan Bandung, Universitas Udayana Denpasar, dan Wisma Bahasa di Yogyakarta, juga pernah menjadi relawan untuk Komisi Nasional Perempuan.
Catherine kini tinggal di kawasan gurun Alice Spring, yang terletak di tengah benua Australia.
Lyndal Chittleborough
Kategori: Teacher
Lyndall telah mengajar bahasa Indonesia di berbagai kelas, mulai dari sekolah internasional, pemerintahan, sekolah independen, bahkan di kawasan pedesaan Australia.
Ia mengaku belajar bahasa Indonesia dari asisten rumah tangganya, tukang becak, dan ibu-ibu perawat saat ia tinggal di Medan.
Tiga kata favoritnya dalam bahasa Indonesia adalah ‘perpustakaan’, ‘maaf’, dan toko-toko.
Sherly Annavita
Kategori: Native Speaker
Kategori ini adalah khusus bagi warga Indonesia, yang menurut Sally agar pemenangnya bisa memberikan contoh pada warga Australia seperti apa berbahasa Indonesia yang baik.
Pemenangnya adalah Sherly, yang kini sedang mengambil S2 di Swinburne University of Technology untuk jurusan Social Impact.
Sherly yang aktif di berbagai organisasi kepemudaan berpendapat jika perubahan sosial selalu membutuhkan anak muda.
Dua pelajar perempuan Australia memenangi kategori People’s Choice, yakni Kiera Robinson dan Mercedes Purcell.