Perusahaan Truk Dituntut Karena Sering Ugal-ugalan
Sebuah perusahaan angkutan truk bernama Cootes Transport saat ini menghadapi ratusan tuduhan pelanggaran hukum di Australia, termasuk 86 tuduhan sering ugal-ugalan di jalan sehingga membahayakan keamanan lalu-lintas.
Pemeriksaan yang dilakukan Roads and Maritime Services (RMS) atau Layanan Jalan Raya dan Laut, negara bagian New South Wales, mengungkapkan, perusahaan tersebut menghadapi 222 tuduhan yang berkaitan dengan registrasi kendaraan.
Selain itu, beberapa pelanggaran massal dan kebocoran bahan bakar. Manager RMS, Peter Wells, mengatakan, 86 tuduhan berkaitan dengan pelanggaran keamanan di jalan raya.
Wells mengatakan, 40 truk sudah diperintahkan untuk tidak beroperasi selama seminggu terakhir karena masalah-masalah yang berkaitan dengan kerusakan dan keamanan kendaraan.
"Dari sekitar 400 kendaraan dalam armada Cootes, saat ini kira-kira 40 tidak beroperasi," katanya.
Cootes dengan sukarela menarik seluruh armadanya di Victoria dan sejumlah kerusakan ditemukan dalam armadanya di New South Wales dua minggu lalu.
Perusahaan angkutan itu disorot sejak satu truknya mengalami kecelakaan dan meledak di Sydney Oktober lalu, menewaskan dua orang.
Kecelakaan itu memicu audit yang menyebabkan 79 truk dari perusahaan tersebut dilarang beroperasi untuk diperbaiki di NSW dan Victoria.
Jurubicara McAleese Group, pemilik Cootes Transport, mengatakan, pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan staff dan serikat buruh mengenai kemungkinan PHK di tengah restrukturisasi perusahaan.
Pembicaraan itu dilakukan setelah Cootes kehilangan kontrak mengangkut BBM dengan Shell dan BP di New South Wales.