Kardinal Katolik Didakwa Kasus Penyerangan Seksual
Kardinal George Pell mengatakan ia bersiap menghadapi penghadilan setelah didakwa dengaan sejarah kasus penyerangan seksual.
Ulama Katolik Australia paling senior telah diperintahkan untuk hadir di Mahkamah Pengadilan Melbourne pada 18 Juli setelah Kepolisian Victoria menyampaikan dakwaan kepada perwakilan hukumnya.
“Kardinal Pell akan kembali ke Australia sesegera mungkin, untuk membersihkan namanya menyusul saran dan persetujuan dari dokternya, yang juga akan memberi saran tentang pengaturan perjalanannya,” sebut pernyataan dari Keuskupan Agung Sydney.
“Dia sekali lagi menolak tegas semua dugaan.”
Ia diharapkan akan membuat pernyataan lebih jauh dari Roma pada jam 4.30 sore Kamis 29 Juni waktu Australia bagian timur.
Wakil Komisioner Kepolisian Victoria Shane Patton mengatakan kepada reporter dakwaan itu melibatkan beberapa pelapor.
Seorang hakim akan memutuskan pekan depan apakah merilis rincian dan kondisi dakwaan itu. Dengar pendapat akan berlangsung 6 Juli.
Juli tahun lalu, kepolisian memastikan mereka akan menyelidiki secara formal aduan tentang dugaan penyerangan yang terjadi di Ballarat pada tahun 1970an.
Pell selalu menyatakan tidak bersalah dan menyangkal adanya kesalahan.
Patton mengatakan proses dan prosedur telah diikuti dan serupa seperti yang dijalankan dalam seluruh penyerangan seksual di masa lalu yang mereka selidiki.
“Fakta bahwa dia telah mendapat panggilan — kami telah memakai saran dari Kantor Penuntut Publik dan kami juga telah melibatkan perwakilan hukumnya, yang merupakan praktik biasa dan standar.”
Sebagai kepala keuangan Vatikan, Pell terhitung orang ketiga pada hirarkis Gereja Katolik setelah Paus.
Juli lalu, Pell mengatakan dugaan itu merupakan bagian dari kampanye yang dipoles oleh media.
“Tuduhan itu tidak benar, saya tentu saja menyangkalnya,” kata Pell.
Namun ia mengatakan siap untuk bekerja sama dengan proses penyidikan.
Oktober lalu, tiga penyidik Kepolisian Victoria terbang ke Roma untuk mewawancara Pell.
Pernyataan dari Kepolisian Victoria ketika itu menyebutkan: “Kardinal George Pell secara sukarela ikut serta dalam wawancara berkaitan dengan tuduhan penyerangan seksual.”
Australia tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Vatikan, tidak seperti dengan Italia.
Pembela penyintas kejahatan seksual atas anak Chrissie Foster mengatakan tepat kalau tuduhan itu akan dibacakan di pengadilan.
“Saya sudah menunggu untuk melihat apa yang terjadi dengan penyelidikan ini sejak lama,” kata dia.
Anak perempuan Foster, Emma dan Katie diperkosa oleh pendeta pedofil dari Melbourne, Pastor Kevin O’Donnell ketika mereka di sekolah dasar tahun 1980an.
Konservatif ke Vatikan
Pell adalah putra seorang petugas pajak di Ballarat, seorang kepala urusan disiplin di sekolah dan pemain sepakbola aturan Australia yang berbakat, dan dikontrak untuk posisi ruckman oleh Richmond Football Club.
Masa belajar membawa dia ke Roma dan kemudian ke Oxford.
Pada 1971 ia kembali ke Victoria sebagai pastor tahbisan, dan menonjol pangkatnya hingga menjadi uskup agung Melbourne.
Ia bersitegang dengan penganut Katolik progresif karena perlawanannya pada reformasi di tubuh gereja.
Ia melawan penahbisan imam Katolik, anti perceraian dan anti aborsi, juga menolak komuni untuk aktivis gay dalam salah satu misa yang ia pimpin.
Pada tahun 1990 ia berkata: “Homoseksualitas — kami sadar itu benar ada. Kami percaya kegiatan semacam itu salah dan kami percaya demi kebaikan masyarakat seharusnya itu tidak didukung.”
Konservatisme garis kerasnya menarik perhatian Roma, dan ia terpilih untuk bergabung dalam sebuah kongregasi Vatikan yang ditujukan untuk melaksanakan ortodoksi.
Pada 1996, Pell yang kemudian menjadi uskup agung adalah pimpinan Katolik pertama yang memerhatikan gejala pelanggaran seksual yang menodai Gereja.
Ia mendorong skema perbaikan yang disebut sebagai Melbourne Response.
Ketika mengumumkan skema itu ia mengatakan: “Adalah soal penyesalan kalau Gereja Katolik telah mengambil waktu untuk menangani masalah pelanggaran sekual secara memadai.”
Tapi Melbourne Response yang menyediakan plafon kompensasi bagi korban sebesar 50.000 dollar secara luas dikritik sangat legalistik dan tidak menawarkan cukup dukungan bagi para korban.
Lalu ia pun menjadi uskup agung Sydney dan diangkat sebagai kardinal.
Pada 2014 dia ditunjuk oleh Paus untuk mengatur keuangan Vatikan dan ia pindah ke Roma.
Gangguan kesehatan membuat ia tidak bisa kembali ke Australia pada 2016 untuk memberikan kesaksian kepada Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse.
Diterjemahkan pukul 14:10 AEST 29/6/2017 oleh Alfred Ginting dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini