Kasih Sayang dan Olahraga Bisa Membantu Atasi Trauma
Bagaimana Anda bertahan dari dampak psikologis akibat peristiwa traumatis?
Sejumlah warga Australia berbagi pengalaman mereka dalam membangun ketangguhan dan mengatasi trauma. Mereka bercerita tentang anggota keluarga, mitra dan komunitas yang membantu membangkitkan, mendukung, sert membimbing mereka dalam melewati masa sulit.
Berikut adalah beberapa cerita yang dibagikan.
Nick Gleeson, Sydney: kasih sayang orang tua
"Saya meninggalkan supermarket bersama ibu saya, dan saat saya berdiri di atas keset dan pintu ayun elektronik terbuka, saya melewatinya, dan pintu itu tiba-tiba tertutup, memukul pelipis saya dan membuat saya terjatuh.”
“Itu membuat saya sedikit berdarah dan berair mata. Kami tak berpikir lebih lanjut, karena bocah kecil baik itu laki-laki maupun perempuan mengalami hal-hal seperti jatuh dari pohon dan pagar. Tapi dua atau tiga hari kemudian, tiba-tiba saya hanya bisa melihat setengah dari semuanya, dan orang tua saya bergegas membawa saya ke rumah sakit mata.”
“Saya ingat melihat wajah ibu saya dan itu menjadi wajah terakhir yang pernah saya lihat sebelum saya benar-benar buta.”
“Sebagai anak berusia tujuh tahun, sulit untuk mengukur trauma. Tapi yang saya ingat adalah cinta dari orang tua saya dan terutama kakak laki-laki saya yang juga menjadi buta dalam kecelakaan terpisah, dua tahun sebelumnya. Cinta dan dukungan itu sangat penting. Dalam penyesuaian, terutama di hari-hari dan minggu-minggu serta bulan-bulan awal yang dijalani.”
Charles, Perth: janji pernikahan
"Saya sudah dua kali mengalami serangan jantung dan memakai alat pacu jantung serta defibrillator. Mungkin itulah yang membuat saya selamat dari kecelakaan mobil di usia 78 tahun.”
“Saya sampai di rumah sakit dan sama sekali tak menyukai prospek kesehatan saya. Saya mengalami banyak patah tulang dan dislokasi. Namun, enam bulan sebelumnya, tadinya saya akan bertunangan dengan seorang janda yang telah menjanda, seperti saya, selama 10 Tahun.”
“Keluarga saya membawanya ke Sydney, di mana saya berada saat itu, dan saya berkata kepadanya, ‘Aku bukanlah kewajiban, aku rasa kamu tak harus lanjut, kamu bebas jika kamu ingin pergi,’ Dan ia berkata, ‘Aku bertahan denganmu.’
“Itu adalah kekuatan yang sangat memotivasi, dan saya tak sabar untuk keluar dari rumah sakit. Butuh waktu enam minggu. Kecelakaan itu terjadi pada bulan November dan kami sudah menentukan tanggal untuk bulan Februari dan saya harus sudah baik-baik saja ketika bulan itu datang. Kami masih menikah hingga kini.”
Mick, New South Wales: olahraga ketahanan
"Ketika saya berumur 10 tahun pada tahun 1960, saya mengalami kekerasan seksual yang mengerikan di sebuah stasiun kereta yang sepi, sambil menunggu untuk bertemu dengan paman saya.”
“Olahraga sepertinya menjadi penyelamat saya setelah itu sampai batas tertentu. Kemudian, di awal usia 20-an, adik laki-laki saya yang luar biasa terbunuh secara tragis.”
“Saya kemudian menghibur diri dengan minum alkohol dan berjudi parah. Akhirnya, setelah mencapai titik terendah dalam hidup, saya mulai berkompetisi dan berlatih olahraga ketahanan, yang menjadi penguat dan pendorong ke dalam kehidupan yang lebih baik.”
Kerry, Canberra: dukungan dari keluarga
"Saya menunggu dua tahun di rumah dengan oksigen, yang pada dasarnya sekarat, untuk transplantasi. Saya akhirnya menjalani transplantasi paru-paru/ jantung ganda.”
“Itu sangat traumatis dan menjadi trauma besar bagi tubuh, jadi saya juga membutuhkan banyak dukungan psikologis. Cinta dan dukungan keluarga saya adalah hal yang paling penting untuk melalui hal ini.”
“Saya tak berpikir bahwa saya akan kembali ke kondisi saya sebelum semua ini terjadi, saya harus menemukan cara untuk melangkah maju.”
“Awalnya sangat sulit, dan rasanya tak bisa melewati rintangan, dan trauma gangguan stres pasca-trauma, tapi sekarang saya tahu bahwa saya memiliki ketangguhan itu, saya harus berjuang, dan saya berkata: ‘Saya berhasil menjalani transplantasi jantung/paru ganda, tak banyak yang tak bisa saya lakukan’.”
Sam Bloom, Sydney: menunggu waktu
"Saya suka menikmati hari tanpa kursi roda, dikelilingi oleh tanaman dan burung-burung. Bergantung pada waktu yang menentukan kita pergi keluar untuk mendayung, suasananya benar-benar berbeda."
“Rasanya begitu indah hanya berjalan-jalan menelusuri sungai. Saat saya mendayung, aktivitas ini selalu menghilangkan rasa sakit saya, untuk beberapa alasan. Saya tak tahu apakah saya hanya melupakan rasa sakitnya, atau ini akan menghilangkan rasa sakit saya. Saya suka kembali terjun ke air.”
Diterbitkan Kamis (22/6/2017 oleh Nurina Savitri dari artikel ABC News.