Australia Kirim Dua Pesawat Pengintai ke Filipina Selatan
Pesawat pengintai Angkata Udara Australia (RAAF) akan terbang di atas wilayah Filipina selatan untuk membantu negara itu mengatasi kelompok teroris ISIS.
Sudah sebulan sejak lebih dari 500 militan, termasuk yang berasal dari negara lain, menyerbu kota Marawi di wilayah itu.
Ratusan orang disandera dan sejauh ini lebih dari 20 warga sipil terbunuh.
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengatakan pesawat pengintai berteknologi tinggi dari Royal Australian Air Force akan beroperasi di wilayah selatan Mindanao untuk melawan “kelompok yang terinspirasi Daesh (ISIS)”.
“Ancaman regional dari terorisme, khususnya dari Daesh dan para pejuang asing, merupakan ancaman langsung bagi Australia dan kepentingan kami,” kata Senator Payne, menggunakan penyebutan lain untuk ISIS.
“Australia akan terus bekerja sama dengan mitra di Asia Tenggara untuk melawan kelompok itu,” tambahnya.
Dia mengatakan Filipina telah menerima tawaran dua pesawat AP-3C Orion dari Australia untuk memberikan dukungan pengintaian kepada Angkatan Bersenjata Filipina.
“Saya baru saja berbicara dengan mitra Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengenai bagaimana Australia dapat membantu Filipina dalam perang melawan ekstremis,” katanya.
“Kami menyepakati cara terbaik mengalahkan terorisme di wilayah kita adalah bekerja sama,” kata Payne.
Hampir seluruh penduduk Marawi yang berjumlah 200.000 telah melarikan diri. Militer Filipina menggunakan jet-jet tempur dan helikopter untuk melumpuhkan militan.
Jatuhnya Marawi ke tangan militan yang bersekutu dengan ISIS, termasuk militan dari Timur Tengah, mengkhawatirkan negara-negara Asia Tenggara. Mereka khawatir dengan kelompok ultra-radikal – yang kian tersingkir di Irak dan Suriah – mencoba membangun posisi pertahanan di Mindanao sehingga bisa mengancam kawasan ini.
Diterbitkan Jumat 23 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim.