Harga Rumah di Kota Besar Australia Menurun
Menurut data yang dikeluarkan Biro Statistik Australia (ABS), pertumbuhan harga rumah mulai melambat, sementara lonjakan konstruksi di pasar apartemen Melbourne dan Brisbane telah meroket dengan harga yang kini mulai turun.
Indeks Harga Properti Hunian ABS untuk kuartal Maret menunjukkan, harga hunian di Melbourne turun 0,7 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Meski harga apartemen di Brisbane naik tipis di kuartal ini, namun untuk basis tahunan pasarnya memburuk, dengan Indeks Harga Hunian tergelincir lebih jauh, turun 0,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.
ABS mencatat, penurunan yang lebih nyata di pasar apartemen Melbourne berada di segmen menengah ke atas -yakni senilai $ 535.000 (atau setara Rp 5,35 miliar) hingga $ 700.000 (atau setara Rp 7 miliar) -yang tadinya mengalami pertumbuhan paling besar pada kuartal Desember 2016.
Walau data triwulanan kadang-kadang terlihat sedikit tertinggal dibanding dengan survei swasta bulanan, mereka memberi wawasan yang lebih dalam tentang sejumlah aspek pasar properti di seluruh Australia.
Data kuartal pertama gagal untuk menangkap perkembangan penting di luar bulan Maret, termasuk peraturan pinjaman yang lebih ketat yang diberlakukan – terutama pada investor – oleh Otoritas Regulasi Kebijakan Australia (APRA), dan kenaikan suku bunga KPR yang dipaksakan oleh bank-bank tersebut.
Pasar diprediksi makin melambat
Henry St John dari JP Morgan mengatakan bahwa data tersebut mengindikasikan adanya “lapisan bawah permukaan yang tak sehat” di pasar properti Australia.
“Melimpahnya pasokan apartemen yang melanda pasar selama tahun depan, terutama di Melbourne dan Brisbane, mulai mempertimbangkan harga hunian,” kata St John.
“Melbourne, Brisbane dan Sydney telah melihat peningkatan pesat dalam jumlah hunian apartemen yang dibangun sejak 2015, dan kami memperkirakan bahwa harga apartemen di kota-kota besar ini akan terus menghadapi penurunan karena pasokan terus menekan pasar,” jelasnya.
St John mengatakan bahwa pinjaman investor merupakan pendorong utama kenaikan harga di Sydney dan Melbourne, pertumbuhan harga rumah di ibukota negara bagian akan terus berlanjut hingga tahun ini kecuali jika pembelian oleh pemilik yang menempati hunian naik.
“Ini seharusnya mulai terlihat pada indeks harga rumah kuartal kedua, dan tingkat perlambatan kemungkinan akan sangat bergantung pada tingkat di mana perputaran pasar perumahan melambat,” terangnya.
Penurunan tersebut tidak mengejutkan mengingat para ekonom telah memeringatkan adanya kekecewaan terhadap apartemen yang meningkat, didorong oleh rekor laju pembangunan selama beberapa tahun terakhir.
Secara keseluruhan, indeks harga rumah ABS tumbuh 2,2 persen selama kuartal tersebut, atau 10,2 persen untuk tahun ini.
Harga hunian Sydney tumbuh 3 persen untuk kuartal ini dan 14,4 untuk tahun ini.
St John mengatakan, perlambatan yang terlihat pada pinjaman investor kemungkinan akan segera menjadi hambatan pada harga.
“Pengukuran swasta terhadap pertumbuhan harga rumah menunjukkan beberapa moderasi telah berlangsung, meskipun terlalu dini untuk menilai dampak penuh yang ditimbulkan oleh tindakan ini,” sebutnya.
Bank Sentral masih khawatir
Catatan pertemuan dewan Bank Sentral Australia (RBA) pada bulan Juni menunjukkan, harga rumah dan hutang rumah tangga masih sangat memprihatinkan bagi dewan pengurus.
Bahan diskusi utama dari dewan tersebut adalah penggunaan regulasi bank yang lebih ketat dalam pinjaman properti oleh APRA untuk mengendalikan hutang rumah tangga
“Mereka (dewan RBA) juga membahas peran yang bisa dimainkan APRA dalam mempromosikan stabilitas keuangan,” tulis catatan tersebut.
“Mengingat hal ini, para anggota mengakui pentingnya hubungan yang kuat antara bank dan regulator lainnya, khususnya APRA.”
Paul Brennan dari grup Citi mengatakan, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan sebelum kesimpulan perusahaan mengenai dampak sikap APRA yang lebih ketat bisa dibuat.
“Artinya, ada beberapa indikasi positif awal mengenai harga rumah dan pinjaman investor,” ujarnya.
Diterjemahkan pukul 10:00 AEST 21/6/2017 oleh Nurina Savitri dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.