ABC

Dokter Australia Mulai Dilatih Meresepkan Ganja Medis

Seorang warga Brisbane, Australia, Michael Stoopman merupakan penyintas kanker yang percaya pada manfaat ganja sebagai obat yang jauh melampaui perawatan paliatif.

Tahun lalu Stoopman memiliki tumor ulserasi besar yang memakan arteri karotis di lehernya serta mengancam hidupnya.

Tumor ulserasi jarang bisa disembuhkan. Dokter telah memberitahu Stoopman bahwa tak banyak yang dilakukan selain mengatasi gejala kanker tersebut. Makanya dia pun mulai mengkonsumsi ganja dalam bentuk minyak.

“Meskipun saya diberitahu lebih dari 28 ahli onkologi dan empat dokter lain bahwa tumor seukuran itu tidak bisa disembuhkan. Namun ternyata berhenti tumbuh,” kata Stoopman kepada ABC.

“Lalu satu bulan kemudian seluruh luka sudah tertutup,” tambahnya. (Peringatan: foto kanker di leher Loopman menggambarkan luka yang menganga – redaksi).

Dalam enam bulan setelah memulai pengobatan ganja Stoopman dinyatakan bebas kanker.

Ahli perawatan paliatif di Rumah Sakit Kanker Lifehouse di Sydney, Judith Lacey, mengatakan tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa obat ganja dapat menyembuhkan kanker. Namun penelitian terbaru menunjukkan beberapa jenis kanker pada tikus secara efektif terobatu dengan ganja.

Dr Judith Lacey, a palliative care specialist, smiles at the camera.
Dr Judith Lacey, spesialis dari RS kanker Lifehouse Cancer Hospital di Sydney.

Supplied

“Jadi sangat menarik melihat potensi manfaat ganja dalam mengendalikan pertumbuhan sel kanker,” kata Dr Lacey kepada ABC.

“Ini adalah bidang yang menarik. Orang melakukan penelitian untuk melihat apakah di masa depan hal ini berpotensi digunakan mengobati beberapa kanker,” jelasnya.

Dr Lacey baru-baru ini mulai meresepkan ganja obat untuk membantu pasien yang sakit parah dalam mengatasi gejala penyakit mereka.

Dia mengatakan hasil awalnya sangat positif terutama untuk yang menderita akibat kemoterapi seperti mual-mual dan muntah.

“Sepertinya kita menuju sesuatu yang baik dan hal ini berpotensi mengubah kehidupan para penderita kanker,” katanya.

Obat yang rumit

Dr Lacey adalah satu dari sekitar 50 dokter dari seluruh Australia yang akan mengikuti pelatihan pertama dalam memberikan resep ganja medis yang diadakan di Melbourne.

Mengapa dokter membutuhkan pelatihan khusus ini?

Michael Stoopman shows his neck where he had a large cancerous ulcer, and five months where the area is healed.
Seorang warga Melbourne, Michael Stoopman menunjukkan kanker di lehernya. Dia mulai menggunakan minyak ganja dan dalam lima bulan dinyatakan terbebas dari kanker.

Supplied

“Jika meresepkan sesuatu, saya harus memahaminya. Semakin saya mempelajarinya, semakin sedikit yang saya ketahui,” kata Dr. Lacey.

“Ini obat atau ramuan yang cukup rumit. Banyak nuansa dalam cara meresepkannya,” jelasnya.

“Orang beranggapan bahwa ganja adalah satu produk padahal sebenarnya merupakan koleksi tanaman dan spesies sangat kompleks,” tambahnya.

“Setiap tanaman ganja memiliki 100 cannabinoid berbeda, yang merupakan senyawa kimia yang ditemukan pada tanaman ganja,” katanya.

Dr Lacey mengatakan bahwa saat ini sains masih mempelajari potensi efek obat-obatan setiap cannabinoid.

“Ada sejumlah turunan dan sejumlah cannabinoid dalam setiap turunan. Kita harus mendapatkan obat tepat untuk indikasi yang tepat buat orang yang tepat,” katanya.

Dia optimis sains akan segera menemukan banyak penggunaan obat baru dari ganja.

“Saya pikir ini saat yang mengasyikkan dalam sejarah kedokteran,” katanya.

Tidak nyaman

Dan Haslam lies in a hospital bed, smiling at the camera as he eats food from a tray.
Dan Haslam, yang meninggal karena kanker, menggunakan ganja untuk menghentikan mual-mual dan muntah yang dialaminya.

Supplied

Program pelatihan dokter ini diorganisir oleh advokat ganja medis Lucy Haslam.

“Para dokter Australia tidak memiliki keahlian atau pengalaman dalam hal itu,” kata Haslam.

“Mereka tidak nyaman dalam meresepkan ganja. Sehingga kami ingin membuat mereka merasa nyaman,” katanya.

“Kita perlu mendapatkan keahlian internasional dalam membimbing dokter kita,” tambahnya.

Haslam memulai kampanye untuk akses ganja obat setelah menyaksikan anaknya, Dan, meninggal karena kanker usus dua tahun lalu.

“Tidak ada obat yang diberikan padanya mengatasi mual dan muntahnya sampai akhirnya dia menyentuh ganja,” katanya.

“Saya dan suami saling memandang dan berkata, ‘Ya Tuhan, jika hal ini bisa melakukan ini untuk Dan, maka hal ini ang pantas diperjuangkan’,” tambahnya.

Lucy and Dan Haslam smile at the camera outside a home, pictured with their German Shepard.
Dan bersama Lucy Haslam. Lucy Haslam memulai kampanye perlunya akses mendapatkan ganja untuk pengobatan setelah anaknya meninggal akibat kanker.

Supplied

Stoopman mengatakan program pelatihan dokter dan simposium tiga hari akan menjadi salah satu acara terpenting dalam memahami dan memajukan penggunaan ganja medis di Australia.

“Saya pikir apa yang dilakukan Lucy Haslam sangat bagus dalam menghadirkan pembicara dan dokter internasional untuk simposium ini,” katanya.

Haslam berharap simposium tersebut akan mendorong lebih banyak pasien yang memiliki akses untuk ganja medis.

Diterbitkan Senin 19 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.