Olahraga Sepak Takraw Semakin Berkembang di Australia
Meskipun olahraga ini sudah ada sejak 1500 tahun yang lalu dan sangat terkenal di sebagian besar Asia Tenggara, namun banyak warga Australia yang belum pernah mendengar olahraga sepak takraw.
Olahraga yang banyak mengandung unsur akrobatik ini dikenal dengan sebutan Chinlone di negara darimana olahraga ini berasal yakni Myanmar (Burma).
Keasikan dari olahraga ini adalah melihat para pemainnya hanya menggunakan kaki mereka untuk mengoper bola dari kayu rotan bolak balik melalui sebuah jaring.
Olahraga ini perlahan-lahan mulai berkembang kepopulerannya di Australia, seiring dengan penduduk pendatang dan komunitas pengungsi mendatangkan permainan ini – dan pekan ini satu-satunya Kejuaraan Nasional Sepak Takraw di Australia baru saja berlangsung di Canberra.
Kejuaraan ini menampilkan tim sepak takraw dari Thailand, Selandia Baru dan seluruh kawasan Australia, banyak tim-tim lokal menampilkan pemain dengan latar belakang pengungsi.
Daniel Thanya, yang bermigrasi ke Australia setelah menghabiskan waktu lebih dari satu dekade di kamp pengungsi yang terdapat di perbatasan Thailand dan Myanmar, mengatakan olahraga sepak takraw sudah menjadi bagian dari hidupnya.
“Tidak ada bola basket, tidak ada sepak bola, tidak ada lapangan sepak bola – jadi sepak takraw merupakan satu-satunya olahraga yang kami mainkan di kamp pengungsian.”
“Jadi meskipun kami sudah berada di Australia, kami masih suka memainkan olahraga ini – dan ini masih menjadi olahraga favorit saya.”
Daniel Thanya mengatakan sepak takraw merupakan sebuah cara bagi komunitasnya untuk tetap saling terhubung, meskipun sekarang mereka hidup di berbagai kota berbeda di seluruh Australia.
“Ini merupakan cara yang baik untuk bertemu dan bersosialisasi dengan mereka, sehingga di masa depan kami memiliki koneksi yang lebih baik.” katanya.
Penyelenggara kejuaraan Sepak Takraw Nasional di Australia, Moo K’Lue ‘Eagle’ Digay menatakan olahraga ini merupakan sebuah ujian kemampuan, dengan aturan permainan yang berada antara sepak bola dan bola voli.
“Mereka kadang-kadang menyebutnya sepak bola udara,” ungkapnya.
Digay mengatakan didalam olahraga sepak takraw di Australia juga terlihat adanya perkembangan pesat dari tim sepak takraw perempuan – suatu hal yang menerobos batasan tradisional.
“Beberapa orang tua akan mencegah anak perempuannya bermain sepak takraw ketika mereka berasal dari latar belakang pengungsi mereka benar-benar memegang teguh tradisi…’perempuan tidak boleh melakukan ini, perempuan tidak boleh melakukan itu’,” ungkapnya.
“Tapi kini kami berusaha mendorong banyak anak-anak remaja perempuan untuk berpartisipasi dalam olahraga ini.”
“Digay mengatakan dirinya berharap berkembangnya olahraga sepak takraw ini akan membuat kehidupan komunitas pengungsi di Australia menjadi lebih baik.”
“Olahraga dapat menghentikan penggunaan narkoba, olahraga dapat menghentikan kebiasaan minum-minuman keras, olahraga dapat menghentikan kekerasan.” ungkapnya.
“Tujuan saya disini adalah untuk terhubung kembali dengan anak-anak muda dari seluruh negara bagian di Australia.”
Diterjemahkan pada pukul 10:00 WIB, 13/6/2017, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.