Pengalaman Muslim Pertama yang Jadi Anggota Parlemen Australia
Sebagai anggota parlemen Muslim pertama di Australia, Ed Husic merasa orang-orang membatasi dirinya.
Tapi anggota dari Partai Buruh ini mengatakan ia tidak ingin dirinya hanya dinilai karena agamanya.
“Saya pikir setiap orang suka merasa memiliki banyak dimensi, bukan hanya hanya satu saja,” katanya.
“Dan ketika mereka tahu saya mendukungnya – ‘Oh, dia bukanlah seorang Muslim sejati’.”
Ed pernah menjelaskan dirinya bukan Muslim yang taat, tapi sejak itu ia mengkoreksinya.
Ia mengaku hal tersebut menjadi kemampuannya untuk melakukan sesuatu yang dianggap benar secara moral, tapi ia tidak masuk politik untuk mewakili hanya satu agama saja.
Ingin mewakili orang-orang dari semua agama di komunitasnya, dia mengaku melihat adanya sentimen anti-agama yang berkembang di beberapa forum.
“Jika Anda masuk ke jejaring sosial, ada pandangan bahwa politik dan agama tidak boleh bercampur aduk,” katanya.
“Tapi ini malah mengabaikan kenyataan yang ada di komunitas kita.
Orang tua Ed berasal dari Bosnia, dan ketakutan terbesarnya dalam dunia politik adalah melihat Australia mengalami konflik yang sama dengan negara asal mereka di tahun 1990an.
“Saya tidak ingin dilihat sebagai seseorang yang berkontribusi dalam memecah belah,” katanya.
“Itu, bagi saya, adalah tempat yang tak boleh didatangi.”
Saat partai One Nation menargetkan agama Islam dan terorisme menjadi perhatian nasional, ia mengatakan debat publik harus lebih seimbang.
“Sekarang ini, orang-orang yang akan didengar, adalah mereka yang berkoar-koar soal hal-hal terburuk,” katanya.
Ed telah berteman dengan kedua partai politik yang berseberangan. Ia sudah bergaul dengan baik dengan anggota parlemen Liberal, seperti Josh Frydenberg.
Ia telah mencoba untuk mendorong anggota parlemen dari semua kalangan partai politik, untuk mengakhiri perdebatan, daripada memulai perkelahian.
Tapi ia khawatir baik politik maupun media, tidak berfungsi, dengan malah memberi tempat bagi mereka yang mencoba memecah belah.
“Kita hampir malah secara aktif mencari cara agar bisa memecah belah,” katanya.
“Saya khawatir di masa mendatang, kita memberikan peringatan ke lapisan terbawah, dengan hanya bicara pada mereka, tapi ada kalangan di tengah yang tidak peduli soal ini, dan mendorong orang-orang yang terlalu bersemangat dengan agenda masing-masing untuk masuk partai politik. “
Ed Husic mengaku karir politiknya bisa berkembang lebih cepat, jika dia tidak terlalu banyak mengutarakan apa yang ada pikirannya.
Ia mengatakan datang ke dunia politik dengan siap untuk “melawan, menggigit, mengikis” saat menyelesaikan sesuatu. Seiring berjalannya waktu, ia mendapat pelajaran.
“Sangat mudah untuk membantah,” katanya.
“Ini mungkin yang saya lambat pelajari dibandingkan yang lainnya, cara untuk mengeluarkan pendapat, memberikan kontribusi, dan menyatukan orang-orang.”
“Ini adalah pekerjaan yang sedang dilakukan, tapi perlahan bisa melakukannya.”
Sebaliknya, ia juga mengatakan ini adalah pelajaran untuk menghadapi beragam kepribadian yang ada di Parliament House selama bertugas.
“Ini adalah ajang dari ketidaksempurnaan,” katanya.
“Anda memang perlu membuat segala sesuatunya berjalan, tapi tidak akan selalu sesuai dengan apa yang diharapkan orang.”
Simak cerita dalam serial Berpolitik dan Beragama, dari para politisi di Australia lainnya. Reporter politik Alexandra Beech akan menyelami keyakinan dan prinsip yang mempengaruhi politisi federal Australia. Para politisi yang akan dibahas lainnya adalah Andre Wallace, Lee Rhianon, Andrew Hastie, Andrew Broad, dan Tony Burke.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada Senin 1/05/2017 pukul 10:30 AEST dari artikel berbahasa Inggris di ABC News.