Tiga Ilmuwan Perempuan Australia Berjuang Temukan Obat Kanker Anak
Setiap tahun, 950 anak-anak dan remaja Australia didiagnosa dengan kanker.
Meski tingkat kelangsungan hidup telah naik menjadi 80 persen sejak tahun 1960-an, hampir tiga anak masih meninggal akibat kanker setiap minggunya.
Di sinilah Institut Kanker Anak di Randwick ambil bagian -institut ini adalah satu-satunya lembaga penelitian medis independen di Australia yang sepenuhnya didedikasikan untuk penelitian kanker anak.
Pada hari Sabtu (01/04/2017), sekitar 20.000 peneliti kanker internasional akan menghadiri konferensi kanker terbesar di dunia, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penelitian Kanker di Washington DC.
Untuk menandai pertemuan tahunan selama lima hari ini, kami berbicara dengan tiga ilmuwan Australia yang bekerja di belakang layar menemukan pengobatan dan obat untuk kanker anak.
Profesor Maria Kavallaris
Profesor Kavallaris mengepalai biologi tumor dan mengetuai departemen penelitian di Institut Kanker Anak serta menjabat direktur Pusat Kedokteran Nano Australia.
Ia adalah salah satu ilmuwan pertama yang bekerja di lembaga tersebut ketika diresmikan pada tahun 1984.
Penelitiannya meliputi identifikasi mekanisme resistensi terhadap obat anti-kanker, dan pengembangan terapi kanker kurang berbahaya menggunakan nanoteknologi.
"Nanoteknologi memungkinkan kita untuk memasukkan obat-obatan atau target pengiriman gen di dalam nanopartikel, untuk mencoba dan menghancurkan sel-sel tumor sementara mencoba untuk tak merusak sel-sel normal," jelas Profesor Kavallaris.
Penerapan nanoteknologi untuk membungkam gen penyebab kanker atau memberikan kemoterapi langsung ke sel-sel tumor demi meningkatkan tingkat ketahanan hidup adalah fokus utama dari studi lembaga itu.
Studi ini akan berpotensi membuat banyak obat yang menyebabkan kondisi lemas dan efek samping jangka panjang, jauh lebih aman untuk digunakan.
Sementara penelitian ini masih dalam tahap awal, Profesor Kavallaris meyakini teknik ini akan digunakan dalam pengaturan klinis dalam lima tahun ke depan.
Dr Cara Toscan
Dr Toscan adalah seorang ilmuwan pasca doktoral dengan program leukemia biologi.
Penelitiannya berfokus pada pemahaman tentang bagaimana resistensi obat terjadi pada sel-sel leukemia dan bagaimana untuk membalikkan resistensi obat dalam praktek klinis.
"Kami memiliki lebih dari 100 jenis leukemia [di laboratorium] saat ini," kata Dr Toscan.
“Yang kita coba dan sebagian besar dapatkan adalah kanker yang benar-benar agresif dan benar-benar resisten terhadap obat, karena mereka adalah tipe yang kami inginkan untuk teliti,” jelasnya.
Ia menerangkan, “Anak-anak yang didiagnosa dengan leukemia menjalani kemoterapi selama 2 atau 2,5 tahun, jadi kami ingin membuat kemoterapi yang lebih baik bagi anak-anak yang sudah sensitif terhadap obat.”
Hampir 90 persen dari anak-anak yang terdiagnosa dengan leukemia limfoblastik akut -kanker anak yang paling umum -merespon kemoterapi.
Meski demikian, sebagian dari anak-anak itu merespon kemoterapi awal dengan buruk, dan resistensi obat umum terjadi pada 15 sampai 20 persen anak-anak yang kambuh.
Sebagian besar sampel yang digunakan dalam laboratorium diambil dari pasien di Rumah Sakit Anak Sydney, meskipun beberapa jenis diambil dari Eropa untuk penelitian.
Dr Toscan mendorong mahasiswa yang lebih muda untuk menjalani penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan medis.
“Jika Anda menikmati dan bersemangat tentang-nya, setiap hari sungguh berbeda,” sebutnya.
Karessa Mercado
Staf operasi laboratorium, Karessa Mercado, bekerja di Pusat Penemuan Obat, Yayasan Penelitian Kanker Australia.
Pusat penelitian ini menggunakan teknologi dan robotika canggih untuk meneliti terapi anti-kanker dan menguji efek mereka pada sel kanker.
Ini adalah bagian dari platform obat yang dipersonalisasi -yang disebut pengujian sensitivitas obat in-vitro, dan melibatkan aktivitas di mana Mercado memindai obat yang disetujui atau ditargetkan untuk melawan sel-sel tumor pasien, demi menemukan pengobatan yang sesuai bagi pasien kanker anak berisiko tinggi.
Pengujian ini memberi informasi yang lebih baik kepada para dokter, yang kemudian bisa mengembangkan rencana pengobatan yang disesuaikan untuk pasien mereka.
“Saya mengelola pengoperasian laboratorium, tetapi kami juga punya tim delapan peneliti yang semuanya berkolaborasi dan melakukan banyak pekerjaan,” jelas Mercado.
"Kami bisa membantu mengubah cara pembuatan keputusan dalam hal pemberian terapi kanker untuk pasien yang kambuh atau yang menjalani pengobatan kanker agresif."
Pusat penelitian ini memindai sel-sel pasien dari Rumah Sakit Anak di Westmead dan Sydney, serta dari sejumlah rumah sakit lain dan universitas di seluruh dunia.
Sistem robotika, peralatan dan data yang canggih di laboratorium mengotomatisasi proses pengujian.
“Ketimbang memiliki satu peneliti yang mungkin butuh satu tahun untuk menyelesaikan 50.000 pemindaian obat pada sampel pasien tertentu, dengan menggunakan teknologi ini mungkin hanya membutuhkan satu minggu,” terang Mercado.
“Ada banyak penghematan waktu untuk pasien,” imbuhnya.
Diterjemahkan Senin 3 April 2017 Pukul 10:35 AEST oleh Nurina Savitri. Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.